Mohon tunggu...
subaida 3904
subaida 3904 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

"Orang boleh pandai setinggi lagit,tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah.Menulis adalah bekerja untuk keabadian". -Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Antropologis dalam Studi Islam

15 Oktober 2024   06:33 Diperbarui: 15 Oktober 2024   06:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Antoropologi merupakan cabang ilmu yang membahas tentang manusia dan kehidupannnya. Berbagai ragam kehidupanan manusia yang menyangkut bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan manusia pada masa lampau. Secara teori antropologi adalah pelajaran berbagai
hal tentang manusia secara observasi dalam kaitannya dengan makhluk biologi dan makhluk yang tidak bisa lepas dari orang lain.

Antropologi berasal dari kata Antropos dan Logos. Antropos merupakan manusia sedangkan Logos adalah Ilmu. Dengan kata lain atropologi
merupakan cabang keilmuan yang membahas tentang manusia di mana membahas tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan pada masa lampau (Potabuga, 2020).Secara epistemologis antropolog mempelajari tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehiduapan manusia secara empirik dan sebagai makhluk sosisal hubungan dengan masyarakat. Manusia secara biologis memiliki
perbedaan warna kulit, bentuk tubuh sifat dan fisik lainnya. Manusia terlahir sudah memiliki kelompok dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dengan kebudayaan tertentu (Abdullah, 2007). Antropologi dibagi dua yaitu, antropologi fisik dan antropologi budaya, termasuk etimologi dan ilmu bahasa (Nata, 2002).

Kebudayaan di antara manusia masing-masing memiliki perbedaan yang secara harus diakui keberadaannya, maka kajian antropoligi tidak
hanya melihat aspek kebudayaan sebagai objek kajiannya tapi termasuk keberagamaan karena memiliki keterkaitan dengan pola kehidupan
manusia (Tama et al., 2016)

Pendekatan antropologis dalam studi Islam berfokus pada kajian Islam sebagai fenomena budaya yang dipraktikkan dalam berbagai konteks sosial dan budaya. Dalam pendekatan ini, agama dipelajari tidak hanya dari sudut pandang teologis atau normatif, tetapi juga dari praktik sehari-hari, ritual, simbol, dan bagaimana masyarakat memahami serta menginterpretasikan ajaran agama.
Berikut beberapa aspek penting dari pendekatan antropologis dalam studi Islam:
Antropologi melihaIslam sebagai Fenomena Sosialt Islam sebagai sistem sosial yang berkembang secara dinamis, dipengaruhi oleh lingkungan budaya, politik, dan ekonomi. Praktik Islam di satu tempat bisa berbeda dengan di tempat lain, meskipun merujuk pada sumber yang sama seperti Al-Qur'an dan Hadis.

*Agama sebagai Praktik Hidup: Pendekatan ini menekankan bagaimana umat Islam mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Hal ini mencakup studi tentang ritual, puasa, shalat, zakat, serta praktik spiritual dan keagamaan lainnya.

*Konsep Lokalitas dan Globalitas: Antropologi mengkaji bagaimana Islam berinteraksi dengan budaya lokal dan global. Studi ini meliputi bagaimana Islam diadaptasi dan dipraktikkan dalam konteks lokal tanpa kehilangan identitasnya sebagai agama universal.

*Simbol dan Ritual
: Antropologi agama tertarik pada simbol-simbol keagamaan, ritus, dan ritual, seperti perayaan keagamaan, upacara pernikahan, atau pemakaman. Hal ini juga melibatkan studi tentang makna simbolik dari ritual tersebut bagi komunitas Muslim setempat.

*Identitas dan 
Kekuasaan: Pendekatan antropologis juga mengkaji bagaimana Islam berhubungan dengan identitas individu dan kelompok, serta bagaimana kekuasaan dan otoritas agama dibentuk dan dipertahankan di dalam masyarakat.

*Pendekatan Etnografis: Etnografi menjadi metode utama dalam antropologi. Dalam konteks studi Islam, antropolog sering melakukan penelitian lapangan di komunitas Muslim untuk memahami bagaimana mereka menghayati dan menginterpretasikan Islam dalam konteks sosial mereka masing-masing.
Dengan menggunakan pendekatan antropologis, kita bisa melihat bagaimana Islam tidak hanya sebagai seperangkat keyakinan dan ritual yang statis, tetapi juga sebagai entitas yang dinamis dan berinteraksi dengan perubahan sosial, budaya, dan politik.

Dalam antropologi terdapat dua cabang ilmu, diantaranya yaitu
*Antropologi fisik, yaitu cabang ilmu yang berfokus pada konsentrasi pada kehidupan manusia, cenderung ingin mengetahui asal usul nenek moyang secara mendalam (Paleoantropologi)
*Antropologi budaya, yang mencakup dari hasil olah, karsa, rasa, dan pikir manusia. Yang kemudian termanifestasikan.
Adapun metode antropologi yaitu,
Pengamat ikut berpartisipasi langsung dalam komunitas atau masyarakat sosial tertentu.
Etnografi, catatan dalam mengenal bangsa. Menurut Creswell etnografi merupakan prosedur penelitian kuantitatif guna menganalisis kelompok budaya dalam menafsirkan pola perilaku, keyakinan, dan bahasa yang berkembang dan digunakan oleh suatu kelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Adapun metode dasar etnografi menurut Hammersley antara lain yaitu, naturalism, pemahaman, dan penemuan.

Penjelasan lintas budaya, dalam memahami budaya yang ingin diteliti dilakukanlah lintas budaya dengan mendiami wilayah yang diteliti dalam waktu yang lama
Holism (kemenyeluruhan), segala aspek yang terdapat di komunitas sosial yang berkaitan diantaranya ekonomi, kekerabatan, politik, agama, dsb harus secara menyeluruh karena semua aspek yang ada saling berkaitan.
menjunjung tingginya asas relativitas, karena wilayah lokalitas yang memengaruhi idealitas yang dianggap universal, namun ketika masuk ke lokalitas tertentu dalam praktiknya dapat berbeda.

Adapun paradigma-paradigma antropologi dalam studi Islam antara lain,
*Teori evolusi (perkembangan yang berkelanjutan). Menurut pandangan antropologi asal manusia adalah kera, hal ini lah yang menjadi titik perdebatan penggunaan metode antropologi dalam studi Islam.
Teori struktural fungsional, menganggap komunitas masyarakat seperti organ-organ dalam sebuah tubuh yang saling berinteraksi dan memiliki fungsi masing-masing, teori ini merupakan teori lanjutan dari teori sebelumnya.
Teori simbol, simbol sebagai sarana pembawa ide, gagasan dan makna yang memiliki arti cukup luas dan mendalam
Teori materialisme budaya, yang berfokus pada materi pada budaya tersebut. Variable-variabel materi pada suatu wilayah inilah yang dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun