Mohon tunggu...
Subagiyo Rachmat
Subagiyo Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - â—‡ Menulis untuk kebaikan (titik!)

(SR Ways) - Kita mesti peduli dengan sekeliling kita dan bisa berbagi sesuai kapasitas, kadar dan kemampuan masing-masing sebagai bagian dari masyarakat beradab.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peringatan Haornas dan Pesan Prestasi

12 September 2020   21:35 Diperbarui: 12 September 2020   21:35 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hampir terlupakan momen Hari Olahraga Nasional (HAORNAS), semoga tidak terlambat untuk menyapa Haornas ke 37 yang jatuh pada 9 September 2020 beberapa hari yang lalu- maklum issue besar penanganan pandemi covid-19 sedang benar-benar menyita energy bangsa, semoga pandemi segera berlalu dengan pilihan-pilihan politik penanganan yang bijak.

Haornas tahun ini ada yang beda karena diperingati di tengah pendemi. Presiden Jokowi dalam pesan dan arahannya secara virtual kembali mengingatkan agar kita terus meningkatkan prestasi dan melakukan evaluasi pembinaan Atlet.

Sekian lama masyarakat kita sudah begitu familiar dengan sebuah kalimat retoris " Kita punya 200-an juta penduduk, masak bikin satu tim sepakbola berprestasi saja ngga bisa!", sangat lazim kita dengar celetukan-celetukan yang terlontar dari hampir semua kalangan, misalnya ketika melihat timnas sepakbola kita dikalahkan atau bermain buruk melawan tim-tim selevel asia tenggara atau bahkan di bawahnya- sebuah celetukan yang sebenarnya masuk akal juga jika kita melihat betapa banyak talenta sepakbola usia muda kita yang tersebar di seantero negeri. 

Sepakbola Indonesia memang unik tapi istimewa- tak banyak prestasi namun menjadi cabang olahraga paling populer dan banyak disukai- konon 70% masyarakat Indonesia menyukai sepakbola- jika populasi Penduduk Indonesia kini 270 juta jiwa artinya hampir 200 juta penduduk Indonesia menyukai Sepakbola-sampai sampai Presiden merasa perlu menitipkan pesan khusus kepada Menpora pak Zainudin Amali agar jangan lupa Sepakbola. 

Karena sepakbola sudah bukan lagi soal sebuah cabang olahraga dan keinginan untuk prestasi tapi lebih daripada itu menyangkut aspek-aspek lain seperti bergulirnya roda ekonomi dan multiplier efeknya, dan aspek-aspek sosial lain mungkin juga politik, termasuk juga sepakbola dalam potensi untuk mengharumkan nama negara dan lebih memperkenalkan Indonesia di dunia, karena sepakbola merupakan olahraga dunia yang begitu populer. 

Tak terbayangkan jika Timnas sepakbola Indonesia bisa juara olimpiade atau juara dunia atau juara asia saja, pasti berbagai dampak positive ikutan akan muncul- kini level sepakbola kita masih di tingkat Asia Tenggara, itupun untuk menjadi juara sea games atau piala AFF masih membutuhkan perjuangan ekstra keras. 

Semoga Sepakbola Indonesia bisa segera keluar dari kungkungan "problem klasik" dalam pengelolaan persepakbolaan nasional. Itulah sepakbola, nasib cabang olahraga paling populer sehingga seringkali menjadi topik dan celetukan spontan masyarakat Indonesia.

Olahraga Prestasi dan Prestise.
Mengapa prestasi olahraga nasional kita secara umum kurang kompetitif di tingkat global, walau jika dilihat dari cabang per cabang olahraga tentu ada yang selalu menjaga prestasi dan daya saingnya di tingkat dunia, misalnya bulutangkis yang bisa disebut sebagai icon prestasi olahraga Indonesia. 

Angkat besi juga perlu kita catat dengan baik, walau cabor ini sepertinya kurang prestise tapi terbukti secara konsisten berprestasi di tingkat dunia baik turnamen khusus maupun ajang multi event seperti olimpiade dan Asian games. 

Berkebalikan dengan cabor angkat besi  adalah Sepakbola, cabor ini ini cukup prestise tapi sepi prestasi- namun sepakbola memang istimewa karena sepakbola dianggap punya bobot dan nilai lebih dari sekedar cabang olahraga. Di ajang olahraga muti event seperti Sea Games, Asian Games apalagi Olimpiade di situ terlihat posisi prestasi dan daya saing olahraga kita ada di level apa. 

Kini Indonesia untuk menjadi juara umum Sea Games saja sudah bukan lagi perkara mudah meski menjadi tuan rumah dengan privilege menampilkan olahraga yang menjadi unggulan, seperti Pencak Silat. 

Indonesia harus mulai memfokuskan lagi membangun prestasi olahraga untuk cabang-cabang olahraga yang menyediakan banyak medali seperti atletik dan renang agar kita bisa bersaing di ajang olahraga-ajang olahraga multi event mulai dari Sea Games, Asian Games dan Olimpiade.

Prioritas dan Politik Pengembangan Prestasi Olahraga.
Ada puluhan cabang olahraga yang berkembang di dunia, namun dengan segala keterbatasan tentu tidak semuanya kita bisa prioritaskan untuk berprestasi dunia- untuk itu sudah waktunya kemenpora secara serius membuat prioritas-prioritas pengembangan cabang-cabang olahraga yang berpotensi berprestasi di level dunia dan membawa dampak prestasi di ajang olah raga multi event Sea Games, Asian Games dan Olimpiade agar nama Indonesia terangkat di dunia, bendera merah putih berkibar  dan lagu kebangsaan Indonesia raya berkumandang di negara manapun di dunia- karena hanya Olahraga dan acara kenegaraan saja moment ini bisa terjadi.

Filosofi Memilih vs Pilihan Instant.
Dalam Kehidupan, keterbatasan adalah sebuah keniscayaan-oleh karenanya secara naluriah insting kita selalu mengatakan ingin melakukan yang paling mungkin dilakukan. Kitab suci juga mengingatkan kita akan keterbatasan kita sebagai manusia, mahluk ciptaan-Nya- hanya Tuhan yang sempurna. Namun manusia diberi akal dan budi sehingga dalam perkembangannya manusia selalu menemukan tool-tool sebagai ilmu pengetahuan untuk membekali dirinya yang serba terbatas agar bisa menuntun hidup-nya dan membuat pilihan-pilihan dalam kehidupannya. 

Sains, Ilmu ekonomi dan manajemen dan berbagai ilmu turunannya-termasuk ilmu-ilmu sosial politik berkembang dengan pesat sehingga membantu manusia, para pemimpin, para pengambil kebijakan negara untuk menentukan berbagai pilihan arah dan prioritas kebijakannya- dalam konteks ini yang kita butuhkan adalah di bidang Olahraga. 

Hidup adalah pilihan, karena-nya sudah mendesak kemenpora untuk membuat blue print pengembangan olahraga menuju prestasi dunia. Jika Kemenpora sudah mempunyai blue print- mohon untuk disosialisakan ke publik, tapi jika belum segeralah dibuat blue print-nya. Selalu menjadi hal yang kita khawatirkan dengan negeri kita adalah sering kurangnya bersabar dalam menjalani proses, sehingga lebih memilih jalur instant.

Cabor Prioritas.
Saya hanya ingin sedikit memberi catatan kecil tentang beberapa cabang olahraga yang dalam pandangan saya patut menjadi cabor prioritas pengembangan prestasi dunia, yaitu (1) Bulutangkis, (2) Sepakbola, (3) Angkat Besi, (4) Atletik, (5) Renang,dan (6) Pencak Silat. Cabor 1-5 adalah cabor olimpiade, cabor 6 (Pencak silat) adalah cabor beladiri khas Indonesia dan berpotensi menjadi cabor olimpiade. 

Bulutangkis sudah tidak diragukan lagi prestasi dunianya dalam kurun waktu yang panjang.  Sepakbola dengan berbagai pertimbangan seperti dalam catatan awal tulisan ini. Angkat Besi sudah menunjukkan prestasi dunia dan potensi besarnya. Atletik dan Renang merupakan cabor dengan banyak medali yang diperebutkan pada berbagai ajang olahraga multi event. Demikian coretan singkat saya untuk menyambut Haornas ke 37- Majulah Olahraga Indonesia!

( SR-Swasta, Tinggal di Jakarta)

Untuk tambahhan catatan tentang bulutangkis, bisa dibuka link tulisan berikut https://www.kompasiana.com/subagiyorachmat/5edc2af9097f3619e85173f4/saatnya-kita-jadikan-bulutangkis-sebagai-sport-icon-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun