Apalah artinya kemajuan pembangunan, apalah artinya pertumbuhan ekonomi 10%-12%, apalah artinya kemajuan teknologi- jika semua itu dicapai dengan biaya lingkungan melampaui batas, yang menjadikannya lingkungan rusak, teriak-teriak dan selalu menggeliat karena terusik.
Kini, mulai terlihat bahwa wabah dunia (pandemic) covid-19 tanpa kita sadari telah membimbing manusia, kita semua menuju baseline ( titik dasar) kehidupan kita. Inilah yang mesti kita jaga keseimbangannya secara dinamis untuk kelangsungan hidup umat manusia. Â
Konsep Baseline Kehidupan adalah nilai dasar yang dibutuhkan manusia untuk hidup, berkembang dalam keseimbangan dengan alam dan lingkungannya. Manusia bisa berarti individu, masyarakat, negara- maupun sebuah entitas bisnis. Dari titik inilah kita bisa memulai lagi kehidupan, dengan mindset baru dan tatanan baru.
Manusia sudah puluhan tahun hidup dalam keasyikan mimpi-mimpi akan sebuah pencapaian pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, yang tahun demi tahun ingin terus berkembang dan terus tumbuh dengan kalkulasi-kalkulasi ekonomi yang kompleks, ditambah factor perilaku destruktif manusia itu sendiri, seperti serakah, koruptif dan tidak bersahabat dengan alam. Sehingga segala pencapaian negara dan dunia yang menakjubkan selama bertahun-tahun itu tanpa terasa  ada ongkos besar yang terabaikan, yaitu kerusakan lingkungan.
Pandemi covid-19 Â sedang terjadi dan tak ada yang tau kapan berakhirnya karena memang belum ditemukan vaksin penangkalnya. Namun keadaan telah memaksa manusia untuk mengurangi secara drastis bahkan menghentikan hampir semua aktifitasnya. K
egiatan manufaktur, transportasi, dan pergerakan manusia juga terhenti. Semua menjadi cemas dan was-was akan nasib kehidupannya. Masyarakat menjadi saling peduli dengan sesama, negara juga dipaksa untuk dengan cepat meredistribusikan lagi keuangan dan berbagai komoditi kebutuhan pokoknya untuk membantu masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan dasarnya.
Bisa dikatakan kita dan negara kita sekarang kini sedang berada pada baseline kehidupan. Tak hanya alam yang bisa tersenyum dengan langit birunya, namun ditengah pandemi yang sedang mendera, kini masyarakat sudah mulai bisa beradaptasi dan senyumnya sudah mulai tampak, negara juga sudah mulai menata ulang berbagai proyeksi-proyeksi ekonominya, walau mindset tentang recovery ekonomi masih belum berubah, tidak salah tapi itu terlalu mainstream. Â
Hikmah apa yang bisa dipetik dengan terjadinya pandemi covid-19 ini, dan bagaimana kita sebagai individu, masyarakat maupun Negara menyikapinya?
Wabah dunia covid-19 tanpa kita sadari telah mengantarkan kita pada sebuah baseline (titik dasar) kehidupan, yaitu sebuah titik kehidupan yang membuat kita tidak bisa bergerak secara leluasa, namun dari titik inilah kita bisa memulai kehidupan baru dengan cara pandang baru-yaitu sebuah cara pandang tentang kehidupan yang tidak dipenuhi oleh obsesi keserakahan dan hedonistik, tetapi kehidupan yang beradab, terus maju dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan dan keseimbangan Lingkungan hidup. Kita harus bisa mereview dan merivisi segala obsesi kehidupan kita yang picik dan serakah menjadi lebih beradab.
Bagi perusahaan dalam pengelolaannya barangkali bisa lebih beradaptasi dengan prinsip-prinsip yang dikenal dengan Triple Bottom Line atau Triple P (People, Planet dan Profit), yaitu evaluasi kinerja perusahaan dengan mengkombinasikan aspek-aspek ekonomi, lingkungan dan sosial.
Bagaimana Negara mesti bersikap?