Mohon tunggu...
Subagiyo Rachmat
Subagiyo Rachmat Mohon Tunggu... Freelancer - ◇ Menulis untuk kebaikan (titik!)

(SR Ways) - Kita mesti peduli dengan sekeliling kita dan bisa berbagi sesuai kapasitas, kadar dan kemampuan masing-masing sebagai bagian dari masyarakat beradab.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membayangkan Wajah Nusantara, Ketika Hagia Sophia Dibangun pada Abad ke-4 M

16 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 16 Juli 2020   11:00 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Telah banyak tulisan dan ulasan mengenai Hagia Sophia --sebuah bangunan bersejarah di Istanbul Turki yang mempunyai banyak nilai dari sisi kesejarahan, politik maupun agama-- dibangun pertama kali pada tahun 360 masehi, kini sedang menjadi issue hangat dan menjadi pembicaraan di seluruh dunia.

Tulisan ini tak hendak memperpanjang ulasan tentang Hagia Sophia, tapi hanya sekedar mengambil titik waktu awal pembangunannya agar kita bisa menarik garis lurus ke wilayah kita Nusantara, apa yang sedang terjadi dan seperti apa wajah Nusantara pada masa-masa itu?

Tak mudah menggambarkan situasi atau wajah Nusantara di seputaran abad 4 masehi, mengingat referensi atau sumber-sumber bacaan untuk itu masih sangat terbatas apalagi bagi masyarakat awam seperti saya, kalaupun ada sifatnya masih masih samar-samar belum begitu jelas menggambarkan secara detail pola-pola kekuasaan, keadaan sosial, ekonomi maupun pola interaksi dengan masyarakat luar.

Masih begitu luas ruang-ruang kosong sejarah yang masih menjadi ruang “a history” dalam sejarah perkembangan peradaban nusantara. 

Demikian banyak dan panjang potongan-potongan puzzle perjalanan sejarah peradaban nuasantara yang masih berserakan, belum tersambung menjadi mozaik sejarah peradaban nusantara secara utuh, sehingga hal ini tentu menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar bangsa ini untuk menemukan dan menyambung puzzle-puzzle sejarah yang masih berserakan itu. 

Dibutuhkan political will yang kuat dari bangsa ini untuk melakukan kajian-kajian dan study mendalam bagi para peneliti sejarawan, arkeolog, antropolog, sosiolog dan para ahli pendukung dari bidang-bidang lain guna menyatukan puzzle-puzzle sejarah peradaban Nusantara.

Bagaimana Nusantara Abad 4 Masehi?

Kerajaan Salakanagara (2M-4M)
Walaupun masih menjadi kontroversi di antara para peneliti dan ahli sejarah, konon kerajaan pertama di Nusantara adalah Kerajaan Salakanagara, kerajaan Hindu yang didirikan Aki Tirem pada 130 M dan Dewawarman I menjadi Raja Pertamanya, kerajaan ini bertahan sampai tahun 363 masehi --dengan raja terakhir adalah raja Dewawarman VIII, sebelum akhirnya bergabung dengan kerajaan Tarumanegara. 

Sudah menjadi Pengetahuan umum kita bahwa Kerajaan Pertama di Nusantara adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, yang didirikan pada tahun 350 masehi (Wikipedia) atau sumber lain menyebutkan abad 4 (repository.kemdikbud.go.id ttg Kerajaan bercorak Hindhu-Budha di Indonesia).

Yang menjadi kontroversi Salakanagara sebagai Kerajaan pertama di Nusantara adalah minimnya bukti-bukti fisik terkait asal-muasal kerajaan. Konon kerajaan ini juga sudah menjalin interaksi dan kerjasama dengan dinasti han di Cina dan pernah mengirim utusan ke Cina, keberadaan kerajaan Salakanagara disebut oleh sumber cina, sebagai raja Ye Tiau (jawa) dan Tiao Pien (Dewawarman) ketika itu.

Wilayah Kerajaan Salakanagara meliputi daerah jawa bagian barat, dengan ibukota dan lokasi kerajaan diperkirakan di daerah Condet ( Jakarta) atau Pandeglang (Banten) atau kemungkinan di sekitar lereng Gunung Salak (Bogor). Pada tahun 363 Masehi kerajaan ini berakhir, kemudian selanjutnya menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Kutai (abad 4M-13M)
Dirikan pada abad ke 4 masehi oleh Aswawarman dengan raja pertama adalah Kudungga, dianggap sebagai kerajaan tertua di Indonesia,adalah kerajaan Hindhu- terletak di Kalimantan Timur tepatnya di Hulu Sungai Mahakam. 

Bukti ditemukannya 7 buah prasasti berbentuk yupa (tugu peringatan), berhuruf Pallawa, menggunakan Bahasa Sansekerta tersusun dalam bentuk syair --yang semuanya dikeluarkan atas perintah (titah) seorang raja bernama Mulawarman. 

Prasasti-prasasti tersebut juga menggambarkan silsilah para raja kutai. Prasasti ini juga memberikan informasi mengenai kehidupan masyarakat ketika itu, dimana sebagian penduduk hidup dalam suasana peradaban India. Sudah ada golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sansekerta yaitu kaum Brahmana (pendeta) yang mempunyai peran penting dalam memimpin upacara keagamaan. 

Setiap yūpa yang didirikan oleh Mūlawarmman sebagai peringatan bahwa ia telah memberikan korban besar-besaran dan hadiah-hadiah untuk kemakmuran negara dan rakyatnya. 

Sedangkan golongan lainnya adalah kaum ksatria yang terdiri atas kaum kerabat Mūlawarmman. Di luar kedua golongan ini adalah rakyat Kutai pada umumnya yang terdiri atas penduduk setempat, dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.

Kerajaan Tarumanegara (abad 5 – 7M)
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu di Jawa Barat yang didirikan pada tahun 450 M (ada juga yang menyebut abad ke 4, tahun 358M). Tujuh prasasti berbentuk batu, yang ditulis dalam huruf pallawa dan Bahasa sansekerta dalam digubah dalam bentuk syair ditemukan di daerah Bogor, Jakarta, Banten, Lebak, dan beberapa daerah lain membuktikan atas keberadaan Kerajaan Tarumanegara. 

Selain prasasti juga ditemuka arca-arca. Dari bukti-bukti berbagai temuan, dikatakannya bahwa Jawa Barat telah menjadi pusat seni dan agama. Juga dikatakan, bahwa dari temuan-temuan tersebut ada Pembuatan dan penggalian 2 sungai untuk menahan banjir dan saluran irigasi menunjukkan bahwa masa itu sudah mengenal tatanan masyarakat agraris.

Apa Yang Tergambar Nusantara Abad ke 4?
Menutup tulisan singkat dan sederhana ini, bolehlah kita sedikit simpulkan bahwa dari uraian singkat seputaran 3 kerajaan Salakanagara, Kerajaan Kutai dan Taruma Negara di atas --bahwa ketiganya relative ada irisan periode kurun waktu yaitu pada abad ke 4 Masehi, jika kita Tarik garis lurus ke Turki adalah waktu dimana bangunan Hagia Sophia di Konstantinopel (kini Istanbul) mengawali pembangunannya pada tahun 360 Masehi (abad 4M).

Berdirinya sebuah kerajaan menunjukkan bahwa dinamika dan basis sosial masyarakat sudah ada jauh sebelumnya karena tidak mungkin sebuah kerajaan didirikan dan eksis dalam masyarakat yang baru lahir. 

Dilihat dari kemungkinan lokasi kerajaannya, cenderung mendekati dengan akses transportasi laut artinya pertimbangan akses transportasi sudah menjadi pertimbangan utama. Juga tergambar bahwa pada seputaran abad ke 4 masehi, masyarakat nusantara sudah terbuka dalam berinteraksi dengan masyarakat luar negeri, dalam hal ini adalah dengan India dan Cina. 

Dari prasasti yang diketemukan disimpulkan bahwa masyarakat kita waktu itu adalah masyarakat agraris.*

Ref: repository.kemdikbud.go.id ttg Kerajaan bercorak Hindhu-Budha Di Indonesia, Situs Resmi Pemprov DKI, Wikipedia, situs pendidikan.co.id, dsb. 

Wallahu A’alam Bishawab ( SR-Swasta, Tinggal Di Jakarta) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun