Bagaimana pula dengan Suhandinata Cup? Pada 2008, BWF menyetujui nama Suharso Suhandinata menjadi nama turnamen beregu untuk World Junior Team Championship, dengan nama Suhandinata Cup, sebagai penghargaan atas jasa besarnya untuk bulutangkis dunia. Beliau wafat tahun 2010.
Indonesia, sejak menjadi juara Piala Thomas 1958 sampai kini 2020 selama hampir 7 (tujuh) dekade tak pernah berhenti berprestasi dan selalu melahirkan pemain-pemain besar yang menjadi legenda nasional maupun dunia.
Mereka mengharumkan nama Indonesia, mengangkat nama Indonesia dan terekspose secara luas di dunia, dengan bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya berkumandang ketika mereka memenangkan kejuaraan yang mewakili negara. Bulutangkis telah menjadi olah raga rakyat yang sangat populer di seantero negeri, sampai ke pelosok-pelosok desa. Â
Jika kita pakai tahun 1958 sebagai tonggak besar kelahiran Bulutangkis Indonesia, yaitu ketika secara mengejutkan menjadi juara Piala Thomas pada keikutsertaan pertamanya,
Bolehlah kita sebut tahun 1958 sebagai tahun veni vidi vici- artinya kini 2020 sudah masuk tahun ke 62 atau dekade ke 7, berbagai pencapaian dan torehan prestasi yang dinamis dan pengaruhnya pada masyarakat menurut saya bisa dikatakan bahwa Bulutangkis Indonesia itu Hebat! Great! Wonderful! Â
Ada beberapa Indikator untuk mengatakan bahwa perbulutangkisan Indonesia itu memang hebat, yaitu:
1. Pencapaian Prestasi Internasional.Â
Bisa dikatakan bulutangkis merupakan satu-satunya cabang olahraga yang pencapaian dan prestasinya di level internasional dan dunia-nya sangat komplit dan prestasinya relatif terjaga dalam kurun waktu panjang, sejak 1958 sampai 2020.Â
Bisa dikatakan pada semua event kejuaraan, kita bisa berprestasi tinggi, sebut saja sea games, asian games, olimpiade, piala Thomas, piala Uber, Piala Sudirman, Kejuaraan Dunia, Â turnamen-turnamen perseorangan dunia-super series putra maupun putri, dan lain-lain termasuk di level junior.
2. Bulutangkis telah melahirkan begitu banyak pemain tingkat dunia dan banyak di antara mereka menjadi legenda dunia. Pada setiap dekade bulutangkis Indonesia selalu melahirkan bintang-bintang besar.Â
Pada dekade awal 1958/1960-1970 Ferry Soneville, Tan Joe Hok, dkk. 1970-1980 banyak nama-nama besar seperti Rudi Hartono, Iie Sumirat, Tjun tjun, Djohan Wahjudi, Christian Hadinata, Ade Tjandra, Verawati Fajrin, Tati Sumirah, dll.Â