Mohon tunggu...
Tenri Woja
Tenri Woja Mohon Tunggu... lainnya -

manusia, tentunya..hehe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Adventure of The Eleven Cuff Buttons - Sebuah Review Singkat dan Mengenaskan

29 Juli 2014   18:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:55 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kali ini saya ingin menuliskan review buku yang berjudul Adventure of The Eleven Cuff-Buttons, kisah tentang pencurian 11 buah berlian pangeran Earl of Puddingham. Sebuah novel plesetan Sherlock Holmes, ditulis oleh James Francis Thierry dan diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1918. Edisi bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Mahir Pradana dan diterbitkan SaLaris Publisher berkerjasama dengan pihak Gramedia untuk pendistribusiannya.
Berikut akan saya beberkan beberapa hal menyedihkan yang saya rasakan mengenai buku setebal 200 halaman ini:
1. Sampul gambar yang menampilkan foto dari Benedict Cumberbatch, pemeran serial Sherlock yang sukses itu. Penempatan gambar ini menurut saya sangatlah tidak layak, karena semata untuk menarik perhatian dari kami-kami -para penggemar berat serial Sherlock- relevansinya dengan cerita sama sekali tidak ada.
2. Hasil terjemahan yang benar-benar payah, hal ini mengesankan bahwa si penerjemah menggunakan bantuan translator. Hal ini memang tidak salah, hanya saja hasil terjemahan tersebut tentunya haruslah diedit dengan sungguh-sungguh sehingga tidak meninggalkan jejak-jejak dari translator itu sendiri, karena hal ini sangatlah mengganggu pembaca.
3. Isi dari novel ini sendiri, dengan jalan cerita yang mudah ketebak dan ending cerita yang sederhana pula. Meskipun menyangkut ini tentu balik lagi kepada kemampuan penulis dalam menuangkan imajinasinya ke dalam sebuah cerita dan bagaimana berusaha membumbui cerita yang disajikan tersebut dengan rahasia-rahasia yang mencengangkan. Bagi para pembaca Sherlock yang telah begitu lama berkelut dengan kisah-kisah misteri yang njelimet dan memeras otak, buku ini tidak cocok bagi anda.
4. Terakhir, apa yang harus saya ungkapkan mengenai usahanya membentuk karakter plesetan Sherlock, Hemlock Holmes, mencoba melucu dan  itu tidak berhasil?

Buku ini layak dimuseumkan untuk selamanya. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun