Mohon tunggu...
subadli
subadli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keunikan Komunikasi Lintas Budaya

25 Maret 2016   19:46 Diperbarui: 25 Maret 2016   20:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya subadli salah satu mahasiswa di universitas fajar makassar (sulsel) jurusan Bina Wisata, pada tanggal 22-maret-2016 mendapatkan mata kuliah program komunikasi lintas budaya. Yang di bawah kan oleh bapak irfan palippui S,S M.Hum.  Kita sering kali mendengar kata komunikasi di kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kata tersubut. Cara manusia untuk terhubung atau menjalin kerjasama dengan lawan interaksi yang terpenting adalah dengan terjadinya komunikasi antar manusia tersebut. dan kita juga akan memahami perbedaan budaya. gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Saya akan menjelaskan sedikit contoh uniknya komunikasi lintas budaya, yang di terapkan sehari hari.

 Seorang ibu pergi kepemakaman dengan menggunakan baju berwarna hitam, itu sudah termaksud salah satu uniknya komunikasi. Dimna ibu tersebut ingin mengungkapkan bahwa dirinya ikut berdukacita. Adapun contoh lain seorang direktur memberikan contoh sekretarisnya baik dengan menggunakan isyarat melambaikan tangganya, mengusap telinganya, kode tersbut tentunya memiliki maksud atau tujuan tertentu. 

Adapun contoh selanjutnya salah satu teman saya yang bernama ayu rahyu dia mahasiswi asli dari ternate (ambon) dan dia juga sering di panggil manise ketika bertemu dengan teman-teman saya. bahkan dosen saya pun sempat memanggil dia manise. Keunikan yang dia miliki adalah berkulit hitam manis,mepunyai wajah sedikit keras, dan lantunan nada suranya keras,dan cepat. dan masih banyak contoh-contoh unik yang lain dimiliki kita semua khususnya (indonesia).  Mungkin Cuma ini yang saja saya bisa sampaikan  tentang keunikan komunikasi lintas budaya. Terima kasih

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun