Mohon tunggu...
Suartini Iklima
Suartini Iklima Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tipe Guru pada umumnya tetapi senang dengan perubahan dan inovasi baru. Walau usia bukan muda lagi tetapi semangat belajar dari berbagai media dan orang sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik sebagai CGP

28 Maret 2023   18:35 Diperbarui: 28 Maret 2023   18:36 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gerung, 11 Desember 2022

Jurnal Dwi Mingguan Modul 2.3 Coaching

Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

Pengalaman mengikuti pembelajaran pada minggu ini yaitu pemahaman konsep coaching awalnya agak kurang paham dimulai dari pendahuluan, mulai dari diri, dan eksplorasi konsep tetapi ketika beberapa kali modul dibaca dan dipraktekkan langsung saat di Ruang Kolaborasi dengan rekan sesame CGP yaitu Lili Suryani, S. Pd semakin memberikan pemahaman bagaimana konsep coaching diterapkan dengan terlebih dahulu menyiapkan beberapa daftar pertanyaan kritis yang akan disesuaikan dengan kondisi saat di Ruang Kolaborasi ketika akan menjadi coach. Ketika menjadi caachee saya ikuti alur atau petunjuk dari fasilitavor yaitu Iman Jayadi, S. Pd. 

Masalah yang saya angkat yaitu "Manajemen waktu". Dengan berkolaborasi bersama rekan, alur coachee dengan alur TITA berjalan maksimal sesuai dengan alur yang dikehendaki dan berjalan bagai air. Hambatannya ketika itu adalah dikomunikasi kami dengan instruksi dari Fasilitator dengan waktu latihan coaching selama 30 menit yang kami kira 30 menit untuk latihan kami berdua dan ternyata satu orang waktunya 30 menit. Jadi kami maksimal 1 jam untuk berdua.

Yang kami lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu saat giliran saya menjadi coachee, kami gunakan waktu dengan maksimal sampai waktu kami harus kembali ke room utama.

Hambatan lainnya saat di modul ini yaitu ketika tugas Demonstrasi kontekstual bersama 2 rekan sesame CGP lainnya yaitu dengan bu Nurfalah, S. Pd dan Efendi Harahaf, S. Pd., M. Pd dimana kami berdua (saya dan Bu Nurfalah dari Lombok Barat) berkolaborasi dengan pak Efendi Harahap yang dari Mataram mempraktikkan coaching yang kesepakatan kami adalah praktik coaching secara tatap muka langsung.  Tempat tinggal yang berbeda membuat kami harus berfikir solusi tempat bertemu. Hasil keseakatan kami yaitu bertemu di SD Negeri 11 Mataram tempat salah satu rekan sesama CGP mengajar.

Perasaan selama pembelajaran berlangsung yaitu

  • bahagia dengan pengetahuan baru yang dapat kami terapkan di sekolah secara langsung dengan rekan mengajar dan dapat kami praktekkan ketika latihan praktik untuk menyelesaikan tugas Demo Kontekstual.
  • Deg degan, ketika diawal membuat video praktek coaching dengan rekanCGP tetapi ketika sudah diperjalanan menjadi santai bagai air yang mengalir sesuai dengan alur TIRTA.  Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung?
  • Senang ketika Elaborasi pemahaman bersama instruktur Anastasia Ang yang sangat energik dengan pemaparan materi yang cepat kami pahami bahkan menurut saya Beliau menjadi instruktur terhebat yang selama ini membersamai di LMS. Bahagia saya juga mendapat sekitar 5 kali mengungkapkan pendapat ataupun memberikan pertanyaan atau pernyataan dengan berbicra yang disambut hangat oleh instruktur.
  • Sedih ketika tugas di LMS yang sudah dikerjakan di awal modul "Mulai Dari Diri" sampai tulisan ini ditulis belum tercentang.

Pelajaran yang saya dapatkan dari proses ini yaitu kompetensi mendengarkan sangat diperlukan dalam proses coaching dengan kehadiran penuh yang akan membuat coachee merasa santai dan tenang serta percaya pada coach dengan coach mengambil kata-kata konci dari coachee kemudian dilanjutkan ke pertanyaan yang ingin digali sehingga coachee menemukan potensi dirinya sendiri dalam menemukan solusi sendiri dari permaslahan yang dihadapi.

Hal baru yang saya ketahui dari diri saya sendiri yaitu potensi saya menjadi coach semakin lebih baik dengan sering belajar menerapkan coaching dimana selama ini kadang kala saya sering tidak sabaran memberikan solusi pada orang.

Yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan yaitu saya ingn menjadi lebih baik lagi untuk menjadi coach ataupun saat saya mempunyai masalah saya akan belajar menemukan solusi sendiri dengan menggali potensi diri saya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun