Mohon tunggu...
Suartini Iklima
Suartini Iklima Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tipe Guru pada umumnya tetapi senang dengan perubahan dan inovasi baru. Walau usia bukan muda lagi tetapi semangat belajar dari berbagai media dan orang sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching

28 Maret 2023   16:19 Diperbarui: 28 Maret 2023   16:21 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar bersama mengenali kekuatan yang dimiliki untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan murid. Kini, bukan zamannya guru cemerlang sendiri akan tetapi bagaimana murid pun menjadi cemerlang dan bersinar. Untuk itu guru dapat membantu murid menemukan kekuatan untuk bisa hidup sebagai manusia seutuhnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan amemperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar.

Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar murid dengan mendesain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki murid. Selain itu, secara social emosional segala potensi murid dapat berkembang secara maksimal.

Proses coaching dapat berjalan degan mengoptimalkan ranah social emosional sehingga setiap murid mampu menyelesaikan setiap masalah dengan potensi dan kemampuannnya sendiri. Pada akhirnya mereka akan mampu hidup bebas dan merdeka menentukan jalan hidupnya sesuai kekuatan dan potensinya masing-masing.

Model coaching yang banyak digunakan adalah TIRTA. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.

Coaching menjadikan murid dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Coaching dapat menuntun murid untuk berkesadaran penuh mencapai merdekaan belajar.

  • Keterkaitan keterampilan Coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.

Empat cara berfikir yang dapat melatih Guru dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani yaitu:

  • Murid sebagai mitra
  • Dialog yang emansipatif (memberdayakan dan melibatkan secara selaras)
  • Terciptanya ruang perjumpaan antara Guru dan Murid
  • Kasih dan persaudaraan
  • Ruang emansipatif memberi peluang untuk menemukan kekuatan kodrat, potensi, dan kekuatan yang dimiliki Murid. Percakapan (kesepakatan dan pengakuan bersama dibangun berdasarkan rasa percaya, rasa hormat dan saling menghargai antara Guru dan Murid.

  • Proses coaching merupakan sebuah ruang perjumpaan pribadi antara Guru dan Murid sehingga keduanya membangun rasa percaya dalam kebebasan masing-masing. Muid merasa nyaman dan bebas berdialog ataupun berkomunikasi dengan Gurunya juga memberikan rasa percaya dan apresiasi terhadap setiap perjumpaan yang terjadi.

  • Dalam setiap perjumpaan antara Guru dan Murid, proses coacing  sebagai latihan menguatkan semangat Tut Wuri Handayani yaitu mengikuti/mendampingi/mendorong kekuatan kodrat Murid secara holistic berdasarkan cinta kasih dan persaudaraan tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa.

  • Paradigma Berfikir Among
  • Murid adalah seorang manusia yang memiliki kebebasan untuk mendapatkan cinta kasih sayang. Guru hadir dalam setiap perjumpaan untuk menciptakan kasih dan persaudaraan tanpa ikatan atau belenggu-belenggu tanpa menghakimi, tanpa memberikan asumsi, tanpa memberikan asosiasi antara Murid dan kehidupannya . Percakapan penuh kasih dan persaudaraan menjadi kekuatan Gunru untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada Murid.

  • 4 keterampilan yang dibutuhkan dalam Coaching yang di lakukan Coach kepada coachee yaitu: 
  • Keterampilan membangun dasar proses coaching,
  • Keterampilan membangun hubungan baik,
  • Keterampilan berkomunikasi, dan
  • Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Dalam proses coaching juga ada salah satu model yang biasa digunakan oleh coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah Tujuan utama pertemuan/pembicaraan; Identifikasi masalah coachee; Rencana aksi coachee; dan Tanggung jawab/komitmen.

Dalam Aksi Aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik coaching antara lain, Komunikasi Asertif menjadi Pendengar aktif, Bertanya reflektif dan Umpan balik positif.

Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun