Mohon tunggu...
Suartini Iklima
Suartini Iklima Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tipe Guru pada umumnya tetapi senang dengan perubahan dan inovasi baru. Walau usia bukan muda lagi tetapi semangat belajar dari berbagai media dan orang sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Coaching (Perbedaan Coach, Coachee, Coaching, Community of Practice. Definisi Mentoring, Training, Fasilitasi. RASA dan TIRTA)

29 November 2022   23:32 Diperbarui: 29 November 2022   23:36 4997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perbedaan Coach, Coachee, Coaching, dan Community of Practice

coach : pemberi manfaat dan pelaksana kegiatan coaching

coachee : penerima kegiatan dan manfaat kegiatan coaching

coaching : kegiatan percakapan yang menstimulasi pemikiran coachee dan memberdayakan potensi coachee

community of practice : sebuah kelompok yang terbentuk dengan tujuan berlatih dan mempraktikan materi pelatihan untuk pengembangan bersama

                                                         

Definisi mentoring, coaching, training, konseling, dan fasilitasi

1. mentoring: 

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

2. Coaching

1. sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya.

3. konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

4. Fasilitasi

Shwarz (1994) mendefinisikan fasilitasi sebagai sebuah proses dimana seseorang yang dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral, dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan, melakukan intervensi untuk membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah, serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok itu.

5.Training

Training menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003) merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.

 

Elemen dalam Coaching

  • menangkap kata kunci yang terucap oleh coachee. Kata Kunci biasanya mengandung makna yang tidak terucapkan dan perlu digali agar coachee dapat terbantu untuk lebih memahami situasi yang sedang dihadapinya.
  • Ciri-ciri kata kunci biasanya:
  • Diucapkan dengan intonasi tertentu: Tinggi, rendah, melambat, lebih cepat atau dengan tekanan
  • Kadang diucapkan berulang kali: Jika satu kata, apalagi berupa kata sifat, diucapkan berulang, ini kata kunci, misal "Saya bingung/ragu/tidak tahu"
  • Diwakili oleh metafora atau analogi atau kata unik dalam bahasa asing, misal: "Saya tidak ingin seperti katak dalam tempurung", "Saya merasa stuck". Tidak jarang disertai emosi
  • Mendengarkan dengan RASA
  • Kehadiran penuh.

3 kompetensi inti yang penting dipahami, diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching kepada teman sejawat di sekolah.

Kompetensi inti coaching:

  1. Kehadiran Penuh/Presence
  2. Mendengarkan Aktif
  3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot 
    • Mendengarkan dengan RASA

 

Mendengarkan dengan RASA 

 

R (Receive/Terima) : menerima/mendengarkan semAskua informasi yang disampaikan coachee. Perhatikan kata kunci yang diucapkan

 A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee.

 S (Summarize/Merangkum): merangkum cerita coachee untuk memastikan pemahaman kita sama.

 A (Ask/Tanya): mengajukan pertanyaan berbobot

 

                                                               TIRTA

 

Percakapan Coaching harus dilakukan dalam suasana yang akrab dan cair dengan menggunakan bahsa percakapan sehari-hari untuk memastikan adanya kemitraan antara Coach dan Coachee

 

  • T. Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan program pengembangan/kegiatan. Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee.
  • I-IDENTIFIKASI
  • Menggali dan memetakan situasi yang terjadi saat ini
  • R-RENCANA
  • Mulai merancang rencana aksi yang akan dilakukan.
  • TA-TANGGUNG JAWAB

 

          Memastikan komitmen dan tanggung jawab Coachee atas rencana aksinya. Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi

 Prinsip dan paradigma berpikir coaching dapat membuat proses supervisi akademik fokus kepada pemberdayaan untuk mengembangkan kompetensi diri dan kemandirian. Sementara pemahaman umum terhadap supervisi akademik adalah sebuah proses evaluasi yang sering kali bersifat satu arah tanpa ada ruang untuk dialog apalagi menyepakati hasil supervisi akademik bersama dengan pimpinan.

 Umpan balik dalam coaching harus bersifat netral, konstuktif yang diberikan secara rutin dan berkesinambungan dan disampaikan secara langsung tidak lama setelah kejadian/pembelajaran/situasi terjadi.

 

KESIMPULAN

 

Paradigma Coaching adalah: 1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan 2. Bersikap terbuka dan ingin tahu 3. Memiliki kesadaran diri yang kuat 4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan Kompetensi inti coaching: 1. Kehadiran Penuh/Presence 2. Mendengarkan Aktif 3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot o Mendengarkan dengan RASA ALUR TIRTA

1. T-TUJUAN Menetapkan tujuan dan hasil percakapan 2. I-IDENTIFIKASI Menggali dan memetakan situasi yang terjadi 3. R-RENCANA Mulai merancang rencana aksi yang akan dilakukan. 4. TA-TANGGUNG JAWAB Memastikan komitmen dan tanggung jawab Coachee atas rencana aksinya. Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi *Umpan balik Berbasis Coaching yang efektif haruslah bersifat netral dan konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun