Suatu hari ketika sedang mengobrol melalui pesan singkat bersama temanku, Nissa, kami kemudian membahas tentang kucingnya. Nissa kini mempunyai beberapa kucing yang ia rawat sepenuh hatinya. Kecintaannya pada kucing peliharaannya luar biasa. Dengan segala keterbatasan, dia berusaha memenuhi kebutuhan kucingnya.
Dari apa yang aku perhatikan mengenai Nissa dan kucing-kucingnya, ada satu konsep yang tidak boleh lepas ketika memutuskan untuk memelihara sesuatu terutama sesuatu yang hidup, komitmen. Memelihara adalah sebuah komitmen yang tidak sebentar. Seperti Tuhan yang merawat ciptaannya, Dia selalu ada bahkan ketika makhluknya merasa Tuhan tidak ada. Tuhan memelihara sepanjang kehidupan dunia sampai akhirat nanti.
Dalam sebuah hubungan, sejatinya kita sedang memelihara seseorang. Memelihara hatinya, jiwanya, bahkan raganya. Kita memberikan apa yang dibutuhkan pasangan kita. Kebutuhan manusia bukan hanya menyangkut fisik, tapi juga jiwanya. Ketika sudah mendapatkannya, baiknya dirawat dengan baik.
Memelihara adalah komitmen yang panjang. Hati pasangan adalah balon yang mudah terbang, mudah meletus, mudah juga untuk diperbesar. Namun, ingatlah untuk tidak meniupnya berlebihan karena balon yang kelebihan udara akan meletus. Sekucupnya mencintai, yang penting adalah pelihara dengan komitmen. Komitmen adalah genggaman. Jika tidak digenggam dengan baik, dia akan pergi, jika digenggam terlalu erat dia akan meletus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H