Mohon tunggu...
Asria
Asria Mohon Tunggu... Guru - Fils mon cher épice de sucre séduit.

Aci lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Asli Cipanas – Cianjur. Datang dari kota kecil penuh makna dan tempat kenangan. Waktu kuliah lebih banyak tinggal di Bandung. Sekarang Aci tinggal di Banyuwangi dan bekerja di salah satu SMP dan lembaga bimbingan. Aci senang musik, tayangan, buku, dan berbincang dengan sedikit orang. Sedang belajar meditasi dan menerapkan filosofi stoik dan minimalism. Aci sering memotret terutama makanan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pitutur: Cinta pada Langkah Pertama

28 Januari 2022   14:23 Diperbarui: 28 Januari 2022   14:24 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta adalah tempat impian. Dari sejak dulu ingin tinggal di Yogya, tapi memang apa yang kita rencanakan belum tentu sejalan dengan rencana Tuhan. Meski demikian, aku diberi kesempatan untuk bisa pulang pergi dan menyambangi Yogya dengan frekuensi yang tidak sedikit. Setiap ke Yogya, selain berwisata alam juga berwisata kuliner terutama kopi. Sebelum tempat ngopi berjamur di berbagai daerah, aku senang berkeliling mencari kopi yang enak termasuk ketika datang ke Yogya.

Beberapa tempat kopi yang aku datangi, tentu saja tidak semuanya memberi kesan. Ada yang membawaku kembali karena rasanya, ada yang karena tempatnya, bahkan ada yang membuatku ketagihan karena keduanya. Pitutur, tempat ngopi yang  kutemukan melalui Google Maps dan ternyata temanku juga pernah merekomendasikannya -tapi terlupakan.

Pertama kali melangkah masuk di tempat ini, seperti layaknya orang yang mengalami cinta pada pandangan pertama, aku langsung klik dengan tempat ini. Suasana yang diberikan dan senyum barista yang menyambut kedatanganku. Berlokasi di Jalan Bausasran No. 60, Yogyakarta, lokasi pertama yang aku kunjungi ini memberikan kesan tersendiri. Saat masuk, pelanggan dipersilakan untuk melepas alas kaki dan hal itu menjadi kesan kedua setelah jatuh cinta pada suasananya.

Sejak saat itu, setiap ke Yogya aku selalu menyempatkan diri mengunjungi Pitutur. Menu yang paling aku suka adalah Mandaka, es kopi susu rumahan Pitutur. Kala itu, aku sedang menyukai kopi manis dan es kopi susu yang disajikan di Pitutur berbeda dengan es kopi di tempat lain karena perpaduan rasa lain selain kopi, bunga.

Melalui berbagai macam proses, Pitutur kemudian pindah ke Jl. Waras, Panggung Sari, Sariharjo, Sleman - Yogyakarta. Pindahnya Pitutur diikuti konsep baru yang lebih membuat aku semakin cinta lagi. Tamu diminta untuk mengantri. Pembuatan kopi menjadi lebih dekat. Mas Ponco dan Mba Addel menyajikan kopi di meja bar. Kebahagiaan lain yang aku rasakan adalah saat memperhatikan proses pembuatan menu kopi yang aku pesan diselangi dengan percakapan sederhana. Perasaan dekat menjadikanku nyaman berada di Pitutur untuk waktu lama. 

Cheesecake Pitutur - Doc. Pribadi
Cheesecake Pitutur - Doc. Pribadi

Meski pun menu favoritku sudah tidak ada, ada kopi dan biji kopi lain yang menggantikan. Aku sedang menggilai japanese coffee, setiap ke Pitutur aku memesan sajian ini dan tentu saja cheesecake yang menjadi teman si japanese. Rasa japanese yang enak terutama menggunakan biji Yellow Bourbon dan Pangauban. Cheesecakenya lembut dan bikin nagih.

Tempat yang lama memberikan kesan "rumah" yang menghangatkan. Pun tempat baru yang sekarang juga memberikan kesan demikian dengan penambahan perasaan damai. Pitutur menjadi salah satu tempat healing untuk aku.

Halaman Pitutur - Doc. Pribadi
Halaman Pitutur - Doc. Pribadi

Hal lain yang membuatku semakin cinta pada pitutur adalah Instagramnya. Foto-foto dalam Instagram Pitutur sangat nyaman untuk dilihat dan takarir yang memberikan kehangatan saat membacanya. Instagram Pitutur merupakan paduan foto dan takarir yang menjadikan linimasa Instagramku lebih bermakna.

Semua elemen di Pitutur seakan menjadi magnet untuk membawaku kembali lagi ke tempat ini. Menyambangi Yogya tanpa berkunjung ke Pitutur adalah sia-sia. Selamat menenun pengalaman ngopi yang menyembuhkan di Pitutur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun