Pengorbanan yang diberikan untuk memperoleh kebebasan akal sering kali sangat tinggi.Â
Socrates dihukum mati karena ia bersikeras mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai berbagai hal kepada mereka yang merasa mengetahui.Â
Kemudian Galileo disiksa dan Bruno dibakar diatas unggunan kayu bakar, karena menentang kepercayaan-kepercayaan yang dianut umum pada masa itu.Â
Spinoza dijuluki seorang ateis, sedangkan Descartes terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan jiwanya.Â
Kisah Socrates Dihukum Mati
Lama berselang pada tahun 399 SM, Socrates dihukum mati atas tuduhan merusak jiwa kaum muda di Athena. Ia harus mati dengan meminum racun pada suatu hari tertentu.Â
Socrates mempunyai teman yang kaya-kaya. Suatu ketika temannya ingin membantunya keluar dari penjara karena temannya menganggap Socrates dihukum secara salah.Â
Teman Socrates membantu dirinya untuk melarikan diri. Mereka pun berhasil menyuap pengawal penjara dan membujuk Socrates agar melarikan diri.Â
Mungkin jika kita berada diposisi Socrates kita pasti akan melarikan diri. Tapi, tidak dengan Socrates, ia tidak mau meninggalkan penjara.Â
Kepada kawan-kawannya Socrates berkata ia mau menerima tawaran mereka, asalkan perlu ditentukan terlebih dahulu apakah perbuatan melarikan diri itu layak baginya.Â
Nah, inilah ucapan seorang filsuf. Ia duduk di dekat teman-temannya untuk membicarakan masalah itu. Secara hati-hati diajukan alasan-alasan bagi pelarian dirinya.Â
Dengan sikap hati-hati yang sama, Socrates meneliti alasan-alasan tersebut dan mengajukan alasan-alasan lain yang tidak menyetujui ia melarikan diri.Â
Akhirnya, teman-temannya sepakat, tidaklah tepat bagi Socrates melarikan diri. Pada saat itulah pembicaraan kefilsafatan berakhir.Â
Socrates bertindak dan tindakannya didasarkan atas pemikirannya, tetapi tindakan itu tidak merupakan bagian dari pemikiran tersebut. Socrates tetap tinggal dipenjara dan ia pun minum racun.Â
Metode Berpikir SocratesÂ
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Mengutip Muhamad Hatta dalam bukunya "Alam Pikiran Yunani," tujuan Socrates adalah mengajar orang mencari kebenaran.Â
Metode berfilsafat Socrates adalah dialektika. Socrates berkata, yang ia ketahui hanya satu bahwa ia tidak tahu. Sebab itu ia bertanya.Â
Tanya jawab baginya adalah jalan untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialektik. Dialektik artinya bersoal tanya jawab antara dua orang.Â
Guru-guru sofis yang mengobralkan ilmu ditengah pasar ditantangnya dengan cara berguru. Ia yang tidak tahu itu, ingin tahu dan bertanya.Â
Selanjutnya tiap jawaban atas pertanyaan Socrates disusul dengan pertanyaan baru. Demikianlah seterusnya. Pertanyaan itu semakin berlanjut makin mendesak.Â
Akhirnya guru sofis tak sanggup lagi menjawab dan mengaku ia tak tahu. Lalu Socrates mengunci tanya-jawab tadi dengan berkata; "Demikianlah adanya kita kedua-duanya, sama-sama tak tahu,".Â
Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H