Penguasa United Kingdom dan Commonwealth nya Ratu Elizabteh II meninggal dunia pada Kamis, 8 September 2022 . Ia adalah seorang ratu yang memerintah 16 negara berdaulat serta menjabat sebagai ketua dari 54 anggota negara-negara persemakmuran sejak penobatannya tahun 1952.Â
Dan pada akhirnya, "Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun," (QS. Al A'raf:34). Ratu kelahiran 21 April 1926 itu meninggal pada pukul 12.32 siang di Balmoral, Skotlandia pada usia 96 tahun.Â
Elizabeth merupakan Ratu yang memiliki masa jabatan terpanjang dari setiap penguasa Inggris. Selain itu, ia juga tercatat sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala negara terpanjang dalam sejarah.Â
Meski demikian, Ratu Elizabeth selama sekarat mendapat kritik dari seorang Profesor Universitas Carnegie Mellon, Uju Anya (Amerika Serikat). Pasalnya, mendiang ratu digambarkan sebagai penanggungjawab dalam kejahatan historis genosida.Â
"Saya mendengar penguasa dari kerajaan pencuri, pemerkosa dan pelaku genosida akhirnya sekarat. Semoga rasa sakitnya menyiksa," tulis Uju Anya yang dikutip dari The Independent, Jumat, 9 September 2022.Â
Profesor Anya mengungkapkan bahwa Ratu Elizabeth menjadi sponsor dalam kejahatan genosida yang membantai setengah dari keluarganya. Dikutip dari tempo.co ia berasal dari keturunan Nigeria, Ayah (Nigeria) dan Ibu (Trinidad dan Tobago) yang merupakan jajahan Inggris.Â
Inggris memang disebut-sebut sebagai negara yang paling banyak menjajah bangsa lain, selain Indonesia. Berdasarkan studi 90 persen  negara-negara di dunia pernah dijajah oleh Inggris.
Dikutip dari kompas.com, Â negara yang pernah dijajah oleh Inggris yaitu Australia, Afganistan, Bahrain, Brunei Darusalam, India, Irak, Iran, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Singapura, dan lain sebagainya, termasuk Nigeria, Trinidad dan Tobago.
Tak hanya itu, kritik terhadap Ratu Elizabeth juga pernah datang dari Afrika Selatan. EFF (Economic Freedom Fighters), partai ketiga di Negara Afrika Selatan ini mengkritik ratu yang naik tahta pada pada tahun 1952 itu.
Hal ini karena Ratu Elizabeth yang memerintah selama 70 tahun, dinilai sebagai kepala sebuah institusi yang dibangun, dipertahankan dan hidup dari warisan brutal dehumanisasi jutaan orang di seluruh dunia.Â