Semua orang tahu perihal kasus pembunuhan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo di Indonesia. Kasus ini berlarut hingga saat ini. Semua orang pun ikut ambil peran dalam kasus ini, tapi kemana mahasiswa?
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Ferdy Sambo adalah pembunuhan berencana yang melibatkan seluruh jajaran Polri.Â
Kasus ini didengar oleh seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak, remaja, Â hingga kakek-kakek.Â
Semua orang ikut menyorotinya, turut memberikan komentar perihal kasus tersebut yang kita nilai sangat memalukan itu.Â
Netizen berkomentar dengan gayanya netizen di media sosial, pengacara dengan gayanya pengacara, dan DPR dengan gayanya DPR. Tapi dimana mahasiswa,?
Isu Ferdy Sambo tentu bukan sekedar isu biasa. Bukan isu pemuda maling ayam di kampung, atau isu nenek-nenek yang disidang dipengadilan karena mencuri 2 biji cokelat beberapa waktu lalu.
Kasus Ferdy Sambo adalah kasus nasional yang menyangkut harga diri, citra hukum negara kita yang didengar oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia.Â
Kenapa mendunia? Karena bukan tidak mungkin, media luar juga turut mengutip media Indonesia kemudian disuguhkan di negara mereka.Â
"Ini loh contoh kasus di POLRI yang berjiwa mafia, tidak berprikemanusiaan dan merusak, memperkosa citra institusi hukum negaranya," umpamanya.Â
Kemana Mahasiswa,?Â
Salah satu hal yang menarik bagi saya mengenai kasus Ferdy Sambo ini adalah peran aktivis mahasiswa. Kemana mahasiswa, hingga tak ada satupun dari mereka yang berani angkat bicara.
Ini menimbulkan pertanyaan, ada apa,? Apakah isu ini tidak layak untuk dikomentari atau dikritik oleh aktivis mahasiswa,? mana yang katanya mahasiswa sebagai agen of change dan agen of sosial kontrol itu,?Â
Faktanya kalau kita lihat sampai detik ini jangankan mukanya, suaranya pun tidak nampak. Mahasiswa seolah tak berdaya tapi apa yang membuat mereka tidak berdaya,?Â
Mahasiswa diam, tapi kenapa? Kami melihat mahasiswa seolah tak tau apa-apa, seolah tak mendengar apa-apa. Giliran isu politik mereka demo besar-besaran, tapi giliran urusan kemanusiaan mereka diam.
Menyangkut isu presiden tiga periode, mahasiswa berbondong-bondong demo, bahkan menghujat presiden. Tidak demokratis dan apalah itu. Tapi giliran isu tragedi yang menyangkut integritas hukum di negaranya mereka diam.
Diamnya mahasiswa, tentu menimbulkan pertanyaan dan prasangka bahwa gerakan-gerakan mahasiswa selama ini hanya ditumpangi oleh kepentingan.
Tidak ada gerakan mahasiswa yang murni dari kesadarannya. Mahasiswa seolah telah terpolitisasi, telah tersendiri oleh politik hingga membuatnya tak berdaya.
Kami cukup mengerti, semoga Allah SWT membuka pikiran kita, mata hati kita agar selalu terenyuh untuk membela kebenaran ketika ada ketidakadilan.Â
Semoga masih ada mahasiswa yang idealis, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Sekian semoga menjadi bahan renungan ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H