Sekali-kali kita harus melihat, sejarah agar semangat kita menyala kembali. Kita harus melihat bagaimana para bapak pendiri bangsa berjuang mati-matian mengorbankan jiwa dan raga mereka demi kemajuan bangsanya.Â
Tidakkah kita melihat hal itu,? Bangun, jangan mengatakan kata-kata pesimis dihadapanku. Kita organisasi Islam, dan Islam telah memberikan contoh kemajuan yang gemilang dalam sejarahnya.Â
Sahabat tahu, Dinasti Abasiyah? Apa yang bisa kita contoh dari Dinasti Abassiyah,? Bagi saya bukan sekedar tentang kejayaanya karena sejaya apapun suatu bangsa ia akhirnya menemui awalnya. Abasiyah kurang hebat apa, kurang maju apa? Jika hanya sekedar berbicara kekuasaan kita akan binasa.Â
Akhirnya yang bisa kita ambil dari kejayaan itu adalah ilmu pengetahuannya. Bagaimana Abasiyah ketika itu sangat peduli terhadap pengembangan ilmu pengetahuan hingga karya-karya Islam menembus ke daratan Eropa sana. Spanyol, Italia, Romawi memangnya siapa yang membangkitkan mereka? mereka bangkit (Renaissance dan Aufklarung) berkat kemajuan ilmu pengetahuan kita (Islam).Â
Pendidikan harus tetap dilakukan, karen pendidika itulah cara agar kita bisa memiliki ilmu pengetahuan. Banyak kader PMII yang cerita kepada saya bahwa sekarang benar-benar susah menciptakan budaya baik di organisasi. Yang dimaksud baik disini adalah kader-kader yang selalu membudayakan diskusi, kajian dan membaca buku. Kemudian ia bertanya, apa yang salah,? Dan apa yang mesti kami lakukan.Â
Pendidikan Hadap MasalahÂ
Saya bukan penganut paham konservatif pendidikan l, tetapi saya bisa memahami betul bagaimana pola pendidikan di organisasi. Seperti yang saya katakan organisasi tidak jauh berbeda dalam lembaga pendidikan. Didalamnya ada aktivitas belajar, ada proses pendidikan yang tidak kita sadari.Â
Di organisasi biasanya melekat budaya senioritas. Budaya senioritas ini diukur dari waktu siapa yang lebih dulu masuk organisasi PMII. Karena sikap senioritas ini, juniornya selalu disuruh-suruh, seperti membeli kopi ke warung madura atau mengambilnya sesuatu ke tempat lain.Â
Saya mendapatkan pengalaman itu. Tapi sekali lagi organisasi bukan hanya sekedar budaya senioritas. Sesungguhnya kita itu kita harus memberikan pendidikan hadap masalah. Kita diuji kadang kita juga harus menguji agar kita yahu bisa atau tidak kita menyelesaikan masalah yang diberikan oleh senior kita.Â
Budaya senioritas harus kita pahami bukan sekedar membeli kopi. Disini kita belajar mengabdi karena senior kita adalah layaknya orang tua kita. Kita masuk organisasi pasti karena kita diajak toh,? Tapi kita boleh diam, kita juga harus menuntut kepada mereka apa yang sudah diberikan mereka.Â
Kembali pada kewajiban kader PMII tadi bahwa kita berhak mendapatkan pendidikan. Pendidika ini tentu sangat luas. Pendidikan bukan sekedar kita kuliah kemudian setelah lulus kita tidak punya hak lagi mendapatkan pendidikan. Saya yakin ketika kader saling meminta pertanggungjawaban maka diaitulah akan menciptakan kerjasasama. Jika ada yang menghindari maka ia tidak layak disebut senior.Â