Halo! sahabat kompasina, kali ini saya ingin berbagi pengalaman ketika saya di pondok pesantren salafi. Bagi sahabat yang ingin masuk pondok pesantren barangkali pengalaman saya ini bisa membantu. Jadi mungkin sahabat bisa share saja tulisan sederhana ini semoga bermanfaat ...
Saya pernah mondok di salah satu pondok pesantren di daerah saya Kabupaten Lebak Provinsi Banten, Republik Indonesia. Kalo orang luar Banten menyebut kami sebagai orang Kulon, sebelah selatan Provinsi Banten ...
Bagi sahabat yang ingin masuk pondok pesantren pertama sahabat harus tahu dulu mau masuk ke pondok pesantren apa,? Sahabat mungkin tahu bahwa pondok pesantren itu ada dua jenis yaitu pondok pesantren salafi dan pondok pesantren modern.Â
Apa bedanya,? Menurut sepengetahuan saya, karena saya juga punya sodara yang mondok di pesantren modern, yang membedakan pesantren salafi dan pesantren modern adalah kalau di pesantren modern dalam penyelenggaraan pendidikannya menggunakan kurikulum sedangkan di pesantren salafi tidak, jadi pesantren salafi sifatnya tradisional.Â
Di pondok pesantren modern ya pastinya kulturnya modern dan dan pasti ada kurikulumnya, maka perbedaannya sangat jelas, mulai dari input-proses-outputnya sangat berbeda dengan yang di pondok pesantren salafi.Â
Antoropoli Budaya Pesantren SalafiÂ
Ketika kuliah saya pernah belajar ilmu antropologi. Antropologi ternyata memiliki kajian yang sangat luas mengenai manusia. Singkatnya antropologi itu ilmu tentang manusia. Manusia adalah makhluk yang berakal maka disebutlah antropologi budaya.Â
Menurut KBBI antropologi artinya ilmu tentang manusia, asal usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau. Istilah antropologi sendiri berasal dari kata anthropos artinya manusia dan logos yang artinya teori atau ilmu.Â
Selanjutnya istilah kebudayaan memiliki pengertian sendiri. Kebudayaan adalah segala kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk mengolah atau mengubah alam. Menurut Koentrjaraningrat kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia.Â
Berdasarkan pengertian tersebut  kebudayaan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Kebudayaan memiliki wujud yaitu ide atau gagasan, benda dan aktivitas manusia. Selain itu kebudayaan juga memiliki unsur yaitu sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan peralatan.Â
Setiap tempat memiliki antropologi budaya yang berbeda-beda, sebagai contoh sistem mata pencaharian hidup di pinggir pantai akan berbeda dengan mata pencaharian masyarakat yang berada di pegunungan. Sama halnya juga dengan di pondok pesantren, hanya saja ketika kita membahas pondok pesantren maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang kita maksud dengan pondok pesantren itu.Â
Saya tidak akan mengartikan pondok pesantren itu terlalu berbelit-belit. Intinya semua orang tau bahwa pondok pesantren adalah sebuah tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pondok pesantren bisa disebut juga lembaga pendidikan artinya ada proses pendidikan didalamnya baik bersifat formal maupun tidak formal.Â
Kita membatasi pondok pesantren adalah bagian dari lembaga pendidikan. Maka, memgenai antropologi  budaya di pondok pesantren salafi setidaknya ada empat unsur yang ada didalamnya yaitu kyai, pondok, santri dan majelis. Kyai adalah guru yang mengajarkan ilmunya kepada para santrinya. Majelis adalah tempat kegiatan belajar para santri. Sedangkan pondok adalah tempat bagi para santri tidur, dan menyimpan harta bendanya.Â
Pendidikan di Pondok Pesantren Salafi
Karena sifatnya yang tradisional, pendidikan di Pondok Pesantren Salafi tidak ada peraturan yang mengikat atau mengatur proses pendidikan dari masuk sampai ia lulus.Â
Tujuan pendidikan di pesantren salafi bukan ke arah tujuan duniawi seperti pangkat dan jabatan tetapi pesantren salafi lebih kepada tujuan akhirat.Â
Santri bukan sekedar menuntut ilmu tetapi santri mencari barokahnya dari sang pemilik ilmu. Tapi, kegiatan pendidikan (ngaji) di pesantren memiliki jadwal rutin.Â
Biasanya waktu ngaji di pesantren yaitu setelah sholat lima waktu maghrib, isya, subuh, dzuhur dan ashar. Waktu sunah seperti sholat dhuha, dan tahajud ketika saya mondok tidak diharuskan tapi ada juga pondok yang mengaharuskannya.Â
Sementara itu, kitab kuning yang dipelajari di pondok pesantren salafi pun beragam. Ngaji kitab lAl-Qur'an setiap waktu setelah sjolat, sedangkam untuk kitab kuning itu dijadwal. Waktu saya mondok saya pernah belajar ilmu  nahwu, yang merupakan ilmu dasar agar kita bisa membaca kitab kuning.Â
Saya waktu itu pernah belajar amil, jurmiyah, matanbinah, dan lain sebagainya. Sedangkan nama-nama kitab yang pernah saya pelajari saat mondok, saya lupa.wkwkw... karena memang hanya sebentar sih. Lulus SMA mondok 1 tahun terus kuliah.Â
Karena kuliah, jadi waktunya benar-benar terbagi-bagi. Ditambah lagi saya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, jadi saya tidak ngaji secara rutin hanya sekedar mendengarkan ketika guru (kyai) menerangkan suatu bab dalam kitab kuning.Â
Jika sahabat tertarik mondok di pesantren salafi sahabat bisa langsung bertemu Kyainya. Satu lagi, masuk pondok pesantren salafi tidak dipungut biaya pendaftaran, beda halnya kalo dipondok pesantren modern, karena memang pesantren modern itu terpadu antara ilmu keagamaan dan mata pelajaran seperti sekolah pada umumnya. Kemudian setelah kita lulus kita mendapatkan ijazah.Â
Di pesantren salafi tidak dipatok beramal lama seorang santri harus mondok. Selama si santri tersebut belum layak untuk dikeluarkan oleh Kyainya maka ia harus terus mondok sampai Kyainya mengeluarkannya. Maksud dikeluarkan disini adalah bukan dikeluarkan tidak terhormat, tapi Kyainya memindahkannya ke pondok pesantren lain, agar santri tersebut punya pengalaman di pondok pesantren lain.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H