jangan kau riwayatkan kenangan kita
suara perempuan itu mengusik pagi
gemanya menjelma awan kelabu
memenuhi langit-langit kamar
secangkir kopi dan secawan harapan pun
seperti tumpah, pecahan beling
memantulkan cahaya kesakitan
maka, perjalanan bathin pun menjadi purba
kota, terminal bahkan bandara
seperti serpihan luka
yang mengalirkan air mata
lelaki itu membereskan peta
merapikan mimpi
dan mengalbumkan kenangan
dalam duka yang panjang
2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!