Mohon tunggu...
Siprianus Bruto
Siprianus Bruto Mohon Tunggu... Lainnya - Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Berdomisili di Flores, NTT, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Waktu Memeluk Spasi

8 Oktober 2020   20:49 Diperbarui: 8 Oktober 2020   20:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Muslimah Daily Journal-waGomu

Semenjak bibir Puisi dan Sajak saling memagut kata pada lorong-lorong sunyi
Rindu kian menjadi
Bergelora layaknya gelombang yang tak lelah mencumbui karang

Tahukah kau puan?
Kala waktu memeluk spasi pada tubuh jarak antara Puisi dan Sajak, hari Puisi menjelma hening bening,
Barangkali seperti kata petuah bijak, bahwa
Hari Puisi seperti "sayur tanpa garam".
Aiiissss....
Tawar sayang tawar
Sungguh tawar sekali.

Namun ketika mentari kembali memeluk pagi,
Kemudian mencumbui senja,
Sajak mengusik heningnya Puisi tuk kembali pada pagutan bibir-bibir sunyi
Ahhkkkk.....
Puisi tak tahu lagi bahkan tidak bisa membedakan antara cinta dan rindu.

Dalam kesemogaan pada tubuh doa
Puisi ingin memelukmu amin dalam labirin cinta yang memabukkan, sampai Puisi dan Sajak tak tahu lagi jalan tuk pulang
Sesungguhnya Puisi ingin pulang pada pelukan Sajak

Clausura, Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun