Ketika Engkau menyemaikan aksara pada isi kepalaku
Gelisahku mencuat ketika aku tak bisa menumbuhkannya bagi dunia
Ketika Engkau menabur puisi pada kalbuku
Ketakutanku menggelora ketika aku tak bisa mengintonasikannya bagi semesta
Ketika Engkau menyalakan lentera dalam sanubariku
Cemasku beriak saat aku tak mampu mempertahankan sinarnya
Ketika Engkau menuangkan setetes embun pada rongga mulutku
Kekecewaanku membuncah saat haus selalu menghantuiku
Aku adalah kehausan yang tak pernah habis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H