Kala waktu menjerit kegelisahan
Kau duduk termenung penuh pikiran
Segala asa terkubur dalam angan
Semua aksara sepertinya berantakan
Jiwa melarat merindukan embun
Kegersangan menjadi liar menjelajah
Tubuh renta kian menjelma pikun
Rasakan hidup seperti dijajah
Teriknya mentari memoles luka
Perih adalah 'lauk' yang enak tuk disantap
Saat jiwamu terbakar oleh Cinta
Semua seisi dirimu sunyi senyap
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!