Pada 79 tahun kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara, khususnya Pulau Marore sebagai wilayah perbatasan paling utara, masih menghadapi banyak tantangan dalam mengisi kemerdekaan.Â
Meski pemerataan pembangunan dan program Nawacita yang bertujuan membangun dari pinggiran telah dicanangkan, kondisi Marore masih memprihatinkan dibandingkan wilayah perbatasan lain seperti Papua dan Kalimantan.
 Infrastruktur dasar, terutama pelabuhan yang penting untuk pasokan kebutuhan masyarakat, rusak parah, dan jaringan komunikasi sangat terbatas.
Selain infrastruktur, Marore juga menghadapi ancaman keamanan yang tinggi akibat letaknya yang strategis, rentan terhadap kejahatan lintas batas seperti perdagangan gelap dan perikanan ilegal. Namun, fasilitas dan personel keamanan di sana masih minim.Â
Penjabat Bupati Sangihe, Albert Huppy Wounde, mengungkapkan bahwa Marore seperti "dianaktirikan" meskipun posisinya strategis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H