Mohon tunggu...
ludi hasibuan
ludi hasibuan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalan Tol Cikampek Sudah Padat

8 November 2016   10:19 Diperbarui: 8 November 2016   10:32 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kita bicara jalan, salah satu yang pasti kita ingat adalah Pantura, sebagai salah satu jalur terpadat dan tersibuk yang menjadi saksi sejarah perkembangan transportasi di Indonesia, tentulah Pantura memiliki peran penting dalam arus logistik dan distribusi barang di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Apa sudah pada tahu Pantura itu apa? Singkatnya, Pantura itu adalah Pantai Utara. Pantai Utara yang dimaksud adalah daerah atau kota yang membentang dari Jakarta sampai Tegal. Jalan inilah yang menjadi urat nadi perekonomian Pulau Jawa dari arah Barat ke Timur dan Timur ke Barat.

Sebenarnya Jalur Pantura adalah jalur yang bersejarah. Jalur yang terbentang sepanjang 1.000 kilometer dari Anyer, Jawa Barat sampai ke Panarukan, Jawa Timur ini dibangun oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels hanya dalam waktu satu tahun, yakni tahun 1808-1809. 

Dibangun dengan dua tujuan utama, Jalur Pantura berperan sangat penting dalam memperlancar jalur komunikasi dan sekaligus sebagai benteng untuk menghadapi serangan Inggris, di mana saat itu Belanda yang berada di bawah kekuasaan Perancis, tengah berperang dengan Inggris. Namun, selain urusan pertahanan, Daendels juga dikenal sebagai pengagum Napoleon Bonaparte.

Karena kepentingan keamanan itulah, mengapa di tiap 4,5 kilometer dibangun pos pemberhentian sekaligus penghubung pengiriman surat menyurat. Ini pula yang membuat Jalur Pantura selain dikenal dengan sebutan Jalan Daendels juga dikenal dengan sebutan Jalan Raya Pos.

Nah, setiap arus mudik menyambut Hari Raya Idul Fitri, daerah ini merupakan pusatnya kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Pada titik-titik tertentu kerap menjadi simpul kemacetan. Mulai dari pasar tumpah (pasar tradisional yang selalu dadakan muncul setiap Bulan Ramadhan yang lapaknya sampai memakai badan jalan), perempatan sampai antrean tukang becak dan angkutan tradisional lainnya menjadi pemicu terjadinya kemacetan. Beuh, parah deh macetnya.

Kemudian Pemerintah ingin memberikan solusi berupa jalan alternatif yang memotong kepadatan lalu lintas. Jalur ini berada di ruas jalan Bekasi–Karawang-Cikampek. Nah, kemudian dibangunlah Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Tahun 1985

Jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai dibangun pada era Presiden RI ke-2 Soeharto tahun 1985, dan mulai dioperasikan oleh Jasa Marga sejak tahun 1988 dengan total panjang 83 km. Jalan tol yang menghubungkan kota Jakarta dengan Cikampek ini menjadi salah satu infrastruktur penting Nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang penting menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura). Kini Jalan Tol Jakarta-Cikampek telah berkembang pesat dengan memiliki 10 interchange(simpang susun) 27 pelintasan kendaraan, 16 jembatan penyeberangan, dan 26 gerbang tol.

Jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek ini merupakan salah satu ruas yang terpadat dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa. Jalan tol ini terhubung dan terintegrasi dengan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) serta Jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi). Selain itu, ruas ini memiliki tempat istirahat (rest area) yang terbanyak dan paling modern di antara ruas jalan tol lainnyadi Indonesia.

Jalan Tol Jakarta–Cikampek yang terbentang sepanjang 83 kilometer ini ditopang oleh beberapa gerbang tol untuk membantu pelayanan transaksi, seperti Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Utama, Cikarang Barat, Cibatu, Cikarang Timur, Karawang Barat, Karawang Timur, Dawuan, Kalihurip, Cikampek, dan Cikopo. Serta melintasi Kota Jakarta Timur, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Purwakarta.  

Kemacetan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun