Mohon tunggu...
Egha Ahmad
Egha Ahmad Mohon Tunggu... Editor - Kontributor Suara Perempuan

Memberikan wawasan baru melalui tulisan. Kritis, berpikiran terbuka, dan selalu mencari solusi inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Suara Perempuan dan BP3MI NTB Pulangkan PMI Korban TPPO dengan Selamat

25 Mei 2024   17:56 Diperbarui: 25 Mei 2024   18:21 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Media Suara Perempuan

Lombok, 25 Mei 2024 -- Suasana haru dan bahagia menyelimuti Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Sabtu siang ketika para pekerja migran Indonesia (PMI) korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tiba dari Saudi Arabia. Pemulangan yang telah lama dinantikan ini merupakan hasil kerjasama erat antara Organisasi Suara Perempuan dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tepat pukul 12:00 WITA, pesawat yang membawa para korban mendarat di Bandara Internasional Lombok. Momen kepulangan ini disambut dengan pelukan erat dan tangis haru dari keluarga yang telah lama menunggu. Para keluarga yang hadir langsung berlari menghampiri, memberikan pelukan hangat dan ciuman penuh kasih, menciptakan pemandangan yang menyentuh hati di terminal kedatangan. Suasana di bandara berubah menjadi emosional ketika satu per satu PMI keluar dari pintu kedatangan, mempertemukan kembali keluarga yang terpisah oleh jarak dan waktu.

Ketua Umum Organisasi Suara Perempuan, Nur Khotimah, turut hadir dalam penjemputan ini dan menyampaikan rasa syukur serta kebahagiaannya. "Kami sangat bersyukur dapat memulangkan saudara-saudara kita ini. Mereka adalah pahlawan devisa yang harus kita lindungi dan jaga. Proses pemulangan ini tidaklah mudah, namun berkat sinergi yang baik dengan BP3MI NTB, kita akhirnya bisa mengembalikan mereka ke tanah air dengan selamat," ujar Nur Khotimah dengan mata yang berkaca-kaca. Ucapannya disambut dengan tepuk tangan meriah dari para keluarga dan rekan-rekan yang hadir.

Lebih lanjut, Nur Khotimah menegaskan bahwa pemulangan ini hanyalah langkah awal. "Kami akan terus mendampingi para korban untuk memastikan mereka mendapatkan pemulihan fisik dan mental yang layak. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberikan dukungan penuh agar mereka bisa bangkit dan menjalani kehidupan yang lebih baik," tambahnya dengan penuh empati. Organisasi Suara Perempuan telah merancang berbagai program pendampingan bagi para korban, termasuk konseling psikologis, pelatihan keterampilan, dan bantuan hukum, untuk memastikan mereka bisa beradaptasi kembali ke masyarakat.

Para PMI yang tiba hari ini adalah korban dari sindikat perdagangan orang yang menjerat mereka dengan janji pekerjaan layak di luar negeri. Kenyataannya, mereka mengalami eksploitasi dan perlakuan tidak manusiawi. Berkat upaya gigih berbagai pihak, mereka berhasil diselamatkan dan dipulangkan ke tanah air. Banyak dari mereka yang menceritakan kisah-kisah pahit tentang kerja paksa, penyiksaan, dan penahanan ilegal. Kisah-kisah ini menjadi bukti betapa pentingnya perlindungan bagi pekerja migran dan pengawasan ketat terhadap agen-agen penyalur tenaga kerja.

Salah satu keluarga korban yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan rasa syukur dan haru. "Kami sangat berterima kasih anak kami bisa kembali. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan waspada," tuturnya sambil menahan tangis. Pengalaman traumatis ini menggugah kesadaran banyak pihak akan pentingnya informasi yang akurat dan transparan bagi calon pekerja migran serta keluarganya.

Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan perlunya pengawasan dan penegakan hukum yang ketat terhadap tindak pidana perdagangan orang. Pemerintah diharapkan terus memperkuat upaya perlindungan terhadap pekerja migran agar kejadian serupa tidak terulang. Langkah-langkah preventif seperti edukasi mengenai hak-hak pekerja, regulasi ketat terhadap agen tenaga kerja, dan kerjasama internasional untuk mengidentifikasi dan menghukum pelaku perdagangan orang menjadi sangat krusial.

Pemulangan para PMI ini merupakan bukti nyata dari komitmen dan kerja keras berbagai pihak dalam melindungi hak-hak pekerja migran Indonesia. Semoga langkah ini menjadi awal dari upaya berkelanjutan untuk memberantas perdagangan orang dan memberikan perlindungan maksimal bagi pekerja migran kita di masa depan. Dukungan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta masyarakat luas sangat diperlukan untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia terjamin. Hanya dengan kerjasama yang kuat dan berkelanjutan, mimpi para pahlawan devisa ini untuk kehidupan yang lebih baik dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun