Lorong simpang panjang menyisir batu menjadi kerikil.
Tegak retak menunjuk ke almanakku.
(Kini) sampai dipundak setengah urat
(Lalu) keriput bak pusar tanpa sudut.
Diperut tak ada arah ke kini dan ke lalu.
Oo lailo, Hanya bercerita sedikit damba.
hilang yang kau berikan, sehingga aku meminta terbang yang kau temukan, sehingga aku mencari.
melayang yang kau tunjukkan sehingga aku berencana
Timpang apa yang kau tampakkan sehingga aku bersembunyi
Tumbang yang kau rampungkan, sehingga aku masih marakit kembali, sepi.
Oo lailo Oo lailo Oo lailo
Zainudin, kupanggil namamu. Van der wijck ku raih cintamu.
"Teruslah melangkah ke sikut paling diam" kecamuk.
DPI Surabaya, 23-01-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H