jalan-jalan kami bukan jalan yang sengaja diperuntukan bagi kesaksian tumbuhnya diri menjadi dewasa, jalan-jalan kami adalah kawan yang digenggam ketika berlari, kami hanya menumpang bertumbuh, berkembang, menua, menitikkan keringat cerita, sungguh air-air yang jatuh bisa menenggelamkan mata kaki, jalan dikuasai besi-besi, meruntuhkan pasak-pasak yang terpatri.
hampir di penghujung tahun, terbilang satu sebelum bulan terakhir, bulan dengan bunga krisan, bulan dengan kalajengking, bulan dengan orang-orang tak sabaran, bulan dengan orang-orang mudah marah, mudah bingung, mudah bimbang, mudah kosong, tapi bulan dengan balutan kesepian, balutan kasih sayang, bulan-bulan yang berpilin dari puluhan tahun kebelakang, bulan tetap sama, hari-hari tetap sama, cerita yang tinggal nama, tempat-tempat menarik dalam deretan orkestra.
kesan, bicara soal kesan di hari kedua, ke lima, ke sembilan, pada bulan krisan, pada bulan kalajengking, adalah hari-hari besar, adalah cerita-cerita mendebarkan, ada maha guru yang menceritakan cerita-cerita fantasi, mengajarkan cara berdiri, menyontohkan cara berlari, mendukung setiap kompetisi, menenangkan yang bersedih hati, bulan-bulan bicara dengan bahasa krisan, bulan-bulan penuh ucapan, semangat, keringat, hidup lebih lama, lebih bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H