Mohon tunggu...
kammi unila
kammi unila Mohon Tunggu... -

untuk indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Berintegritas, Jangan Menjadi Golput

27 Maret 2014   18:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam belas hari lagi masyarakat Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Umum untuk menentukan anggota legislatif . Pemilu memberikan kesempatan kepada mereka yang memiliki hak pilih untuk menyalurkan suara sesuai calon yang diinginkkannya. Pemilu pada hakekatnya juga merupakan regularitas demokrasi. Lima menit di dalam TPS akan menentukan nasib bangsa. Sebagai warga negara yang baik, tidak ada alasan untuk golput pada pesta demokrasi lima tahunan .Melakukan golput berarti menghilangkan hak pilih dan membuka peluang kepada orang-orang yang kurang berkompeten untuk duduk di kursi wakil rakyat.

Di Indonesia, partisipasi rakyat mencapai angka tertinggi saat era reformasi dimulai, yaitu pada Pemilu 1999. Saat itu, angka golput hanya sebesar 10,2%. Namun angka ini terus naik menjadi 23,3% pada Pileg 2004 dan 29% pada Pileg 2009. Indonesia mengalami penurunan dalam angaka partisipasi demokrasi. Hal ini yang seharusnya menjadi keresahan kita bersama.

Meningkatnya angka golput disebabkan kurang maksimalnya sosilisasi yang dilakukan KPU serta pengawasan yang kurang ketat dari BANWASLU dalam menyikapi pelangaran-pelangaran yang terjadi. Contoh yang sering terjadi adalah money politic.

Ketidak percayaan masyarakatdalam pemilu ini juga diseabkan karena pemerintahan yang tak kunjung memberikan pelayanan yang baik terhadap rakya. Kasus-kasus yang terjadi di pemerintahan telah menutup mata rakyat untuk tidak peduli terhadap negri ini. Jika hal ini tidak diselesaikan kedepan negri kita akan semakin tertinggal.

Realitas yang terjadi memang ada beberapa anggota DPR yang amoral, namun hal itu bukan sebuah alasan untuk tidak memberikan hak suara. Masih ada beberapa anggota DPR yang memiliki integritas tinggi untuk memperjuangkanhak-hak rakyat . jika kita tidak memberikan hak suara kita pada calon anggota DPR yang tepat maka kursi-kursi DPR akan di isi oleh orang-orang yang amoral.

Memilih, berarti peduli terhadap bangsa Indonesia. Kita ikut berpartisipasi menentukan nasib masa depan bangsa Indeonesia.Jadilah pemilih cerdas, berani memilih, berani menentukan masa depan Indonesia. Antipati terhadap politik bukanlah sebuahsolusi. GOLPUT TIDAK MENYELSAIKAN MASALAH GOLPUT BENTUK PROTES SECARA FRONTAL TERHADAP PEMERINTAHANAN. Untuk itu berikan hak pilih kita kepada partai yang tepat. PILIHLAH PARTAI YANG YANG SIAP BEKERJA UNTUK RAKYAT BUKAN PARTAI YANG MENYENGSARAKAN RAKYAT.

Tuntutan dari KAMMI

1.KAMMI menuntut KPU dan Banwaslu untuk bekerja proesional

2.KAMMI menuntut kepada birokrasi pemerintahan agar tidak memberikan tekanan kepada bawhannya untuk memilih anggota partai

3.KAMMI menghimbau kepada caleg-caleg untuk tidak melakukanmoney politic

Hal yang akan dilakukan

1.KAMMI akan menerjunkan kader-kadernya ke TPS-TPS yang rawan kecurangan

2.KAMMI siap mendemo KPU dan Banwaslu ketika ada permasalahan yang membuat kecacatan di pemilu

3.KAMMI menghimbau kepada masyarakat agarmemberikan hak pilihnya kepada calon yang memiliki dedikasi tinggi untuk menyejaterahkan rakyat

23 maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun