Mohon tunggu...
Virkam
Virkam Mohon Tunggu... -

Menulis tanpa berkata dan membaca tanpa bersuara.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lebih Baik Indonesia Hanya Dua Partai dan Porsi DPD Ditambah

4 Oktober 2014   13:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebih baik dihilangkan istilah wakil rakyat bagi anggota legislatif, dan diganti dengan nama wakil partai. Mungkin hanya sekedar hal kecil tentang penyebutan nama istilah, Tapi setidaknya menjelaskan secara jelas bahwa anggota dewan dari partai , yang duduk di senayan sebenarnya kurang mewakili aspirasi rakyat, melainkan aspirasi elit-elit partai yang bermain di belakang layar! Karena kenyataan dilapangan, setiap fraksi yang ada di senayan bagaikan paduan suara, jika ada suara sumbang maka langsung di PAW. Maka dengan itu mayoritas anggota dewan lebih baik cari aman daripada bersuara beda dengan bos partai!

Dan kalau boleh usul , lebih baik kursi jatah DPR untuk parpol dikurangi. Kemudian jatah kursi DPD diberikan porsi yang lebih banyak. Karena anggota DPD merupakan anggota parlemen yang benar - benar jelas mewakili rakyat di daerahnya masing - masing. Bahkan untuk duduk di kursi DPD, maka seorang calon harus memperoleh suara lebih banyak dibandingkan calon legislatif dari parpol.

Sangat memprihatinkan kondisi politik sekarang ini jika dibiarkan begini terus menerus, karena setiap keputusan senayan akan berimbas kepada seluruh sektor lainnya misal perekonomian. Dengan demikian maka tetap saja rakyat yang terkena imbasnya dari pertarungan yang tidak sehat tersebut! Jika memperhatikan suasana pemilihan ketua DPD, sepertinya lebih demokratis dibandingkan pemilihan ketua DPR. Karena setiap anggota DPD bisa bebas menyuarkan aspirasi pribadinya. Sedangkan anggota legislatif dari Parpol, sudah bisa dipastikan tidak akan ada yang berani bersuara lantang, Kalaupun ada keberaniaan maka harus minta ijin dulu kepada "dalang", atau jika inisiatif pribadi, maka resiko sanksi partai yang harus siap dihadapi

Jika dipikir secara mendalam, sebenarnya para anggota legislatif sudah dipasung hak suaranya oleh bos partai, dan saya tidak mau menyebut dengan istilah ketua umum, karena partai - partai sekarang bagaikan sebuah organisasi mafia seperti Yakuza atau Mafia Italia!

Ada dua kubu yang bersebrangan di senayan, dengan berbagai warna dan atribut berbeda. Tapi sebenarnya hanya ada dua Ideologi. Akan lebih baik jika seluruh anggota KMP dilebur menjadi satu partai saja, demikian pula dengan seluruh anggota Indonesia hebat. Dengan demikian rakyat tidak perlu lagi pusing dengan multi partai, karena toh pada akhirnya tetap saja balik lagi dengan hanya akan terbentuk dua kubu di senayan!

Jika seandainya seluruh anggota KMP / Indonesia hebat ditanya, mengapa kalian membentuk dua kubu ?? , maka alasan paling fundamental ialah kesamaan platform, bahkan untuk Ideologi sudah sangat samar dan dikesampingkan. Jika demikian adanya, maka buat apa berbeda-beda dengan multi partai ?, bahkan dua kubu itu berkeyakinan akan menjaga soliditas permanen ( selamanya ).

Apakah sangat tepat jika seandainya di gabungkan saja menjadi dua partai besar ?? sedangkan DPD sebagai pihak ketiga sebagai penyeimbang di senayan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun