Mohon tunggu...
Dr. Suandi Silalahi
Dr. Suandi Silalahi Mohon Tunggu... Dosen - Eksistensi Melampaui Esensi

Suka membaca, menulis, mengajar, berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contextual Teaching and Learning

19 Januari 2022   20:45 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:35 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tujuan utama seseorang bukanlanlah mencari kesenangan dengan menghindari rasa sakit,melainkan memandang setiap makna dalam hidupnya." Viktor E. Frankl.

Perjumpaan pada makna adalah ciri utama dan penting dari Contextual Teaching Learning (CTL). Apa itu makna? Adalah arti penting dari sesuatu atau maksud (sesuai terjemahan Webster's Dictionary,1968).

Peristiwa perjumpaan ketika murid diminta oleh guru untuk mempelajari sesuatu yang kurang bermakna, maka para murid akan bertanya, "Mengapa kami harus mempelajari ini?" Pertanyaan ini adalah benar dan tapat adanya. Sebab pencarian akan perjumpaan pada makna sebagai hal yang alamiah.

Sebab, memang cara kerja otak masing-masing manusia adalah tanpa henti mencari dan menemukan makna pada setiap peristiwa,termasuk pada proses belajar dan mengajar. Maka guru dan murid pada peristiwa pembelajaran adalah sama-sama harus berupaya berjumpa pada makna. 

Alfred North Whitehead, filosof terkenal mengutarakan bahwa "si anak harus menjadikan ide-ide yang diperoleh dalam proses pembelajaran adalah menjadi milik mereka serta mengerti menerapkannya pada situasi kehidupan mereka yang nyata dan pada saat yang sama."

Jadi, pembelajaran dan pengajaran yang kontekstual seyogianya menjadikan para murid melakukan hal tersebut. Pertama-tama murid diminta membuat hubungan dan hubungan yang menyatakan dan membunyikan makna. Maka,dengan demikian, para murid akan semakin berminat dan bersemangat untuk belajar. Sebab, benar adanya, tidak ada perkembangan mental tanpa adanya minat dari dalam diri setiap murid. Minat sebagai instrumen dasar dari perhatian menuju pemahaman.

Menurut pendapat dan pengalaman penulis sebagai guru bahwa untuk menerapakan metode Quantum Teaching dan Quantum Learning adalah diperlukan strategi yang dapat dipakai. 

Apa strateginya? Adalah Contextual Teaching and Learning. Menjadikan aktivias belajar-mengajar mengasyikkan, menyenangkan, dan bermakna adalah esensi substantif yang didahului serta dilampaui oleh eksistensi para guru sebagai quantum teacher. 

Jika para guru sudah bekemauan dan berkemampuan mengorkestrasi peristiwa proses pembelajaran yang asyik dan bermakna kepada para murid, itulah Contextual Teaching and Learning. Artinya, CTL telah menjadi sistem belajar yang berpusat pada dasar prinsip filosofisnya. Apa dan bagaimana maksudnya prinsip filosofisnya?

Bahwa setiap murid pembelajar mau dan mampu, sebab mereka dapat dengan tangkas menangkap makna dari pelajaran yang dipaparkan para guru CTL. 

Tidaklah dapat dipungkiri jika para murid sudah dapat mengaitkan setiap konten dari mata pelajaran yang akademik, misalnya, matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah dengan pengalaman mereka sendiri, maka para murid sudah menemukan perjumpaan pada makna. Dan makna yang mereka jumpai membunyikan suara yang keras supaya mereka belajar berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun