Mohon tunggu...
Dr. Suandi Silalahi
Dr. Suandi Silalahi Mohon Tunggu... Dosen - Eksistensi Melampaui Esensi

Suka membaca, menulis, mengajar, berdiskusi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contextual Teaching and Learning

19 Januari 2022   20:45 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:35 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar supaya secara konseptualnya, kita mengerti apa itu CTL, maka yang pertama harus kita pahami dulu tentang apa itu learning? Learning adalah; (1) A relatively permanent change in response potentiality which occurs a result of reinforced practice. (2) A change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth. ( A. Chaedar Alwasilah, Guru Besar UPI, Metode Penelitian Kualitatif ). 

Maka, sejalan dengan dua definisi di atas kemudian ada tiga hal yang prinsipil yang harus dikontekstualisasikan dalam praksis pengajaran dan pembelajaran, yakni, (1) Belajar menghasilkan perubahan paradigma terhadap diri sendiri dari para murid. juga belajar menghasilkan perubahan perilaku para murid. Termasuk kebiasaan perilaku bagaimana belajar cara belajar. 

Dalam konteks ini guru tidaklah sekadar pengajar, tetapi harus menjadi pembelajar. (2) Semua murid adalah potensial secara kodrati. Namun, potensialitas setiap murid harus dibangunkan pada diri setiap murid. (3) Guru bersemangat untuk membantu menumbuhkembangkan potensi yang ada pada diri setiap murid.

Selanjutnya, dalam praksisnya, untuk lebih memahami keterkaitan teori dalam implementasinya ada empat konsep yang saling resiprokal, yakni; teaching, learning, instruction, dan curriculum. keempat konsep ini saling terkait dan terintegrasi, yang menjadi satu kesatuan menempel pada setiap guru CTL. 

Bagaimana keterkaitan keempat konsep di atas? Pertama, teaching adalah refleksi sistem kepribadian yang berkarakter dari setiap guru yang tindakannya adalah profesional. Kedua, learning sebagai refleksi kepribadian para murid dengan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan guru. Ketiga, instruction sebagai sistem sosial yang menjadi tempat terselenggaranya proses belajar-mengajar. Keempat, curriculum adalah juga sistem sosial pengajaran dan pembelajaran dalam rancangan dan rencana yang terprogram sistematis.

....An educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connectingacademic subjects with the contex of their daily lives, that is, with contex of their personal, social, and cultural circumstance.To achieve this aims, the system encompasses the following eight components; making meaningful connections, doing significantwork, self-regulated learning, collaborating, critical and creative thinking, nurturing the individual, reaching high standards,using authentic assesment.....

Pernyataan di atas dapat diringkaskan dalam tiga kata, yakni, makna, bermakna, dan dibermaknakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun