PENDAHULUAN
Shalat tarawih adalah salah satu solat sunnah yang sangat di anjurkan untuk dilaksanakan. Shalat tarawih hanya di lakukan pada waktu tertentu. Pelaksanaan solat tarawih di lakukan pada bulan suci ramadhan dari awal hingga akhir bulan. Waktu pelaksanaannya setelah solat fardhu Isya'.
Adapun tata cara melaksanakan solat tarawih sama seperti solat sunnah pada umumnya. Solat tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah. Adapun rakaat dalam solat tarawih di Indonesia ada 2 versi. Ada yang 8 rakaat di tambah 3 rakaat witir, ini yang masih menjadi perdebatan di masyarakat Indonesia dari 2 organisasi masyarakat antara Nahdlatul ulama dan muhammadiyah.
PEMBAHASAN
Rasullah melakukan solat tarawih 11 rakaat. Pada saat Nabi SAW beliau melakukan solat dengan 11 rakaat, di jelaskan pada sebuah hadist. ” Dari Aisyah ra. Bahwa Rasulullah SAW. Tidak pernah menambah didalam ramadhan dan di luar Ramadhan dari 11 rakaat” (HR. Bukhari,hal.143). Pada saat ke khalifah an Umar bin Khattab, melaksanakan solat tarawih dengan 20 rakaat. Para sahabat setuju untuk melaksanakan solat tarawih dengan 20 rakaat,dengan mempertimbangkan apa yang nabi kerjakan pada saat itu. (Fitrah.2015)
Adapun pendapat dari 4 Madzhab terkait perbedaan jumlah rakaat tarawih,yaitu :
1.Imam Abu Hanifah
Al-Iraqi dalam kitabnya Tharhu at-Tatsrib .pendapat Abu Hanifah yaitu sebagai berikut:
“Abu Hanifah mengatakan, yang afdhal shalatnya dikerjakan 4 rakaat-4 rakaat. Jika dia mau, boleh 2 rakaat. Jika dia mau, boleh 6 rakaat, dan jika dia mau, boleh 8 rakaat salam. Dan makruh lebih dari itu.” (Tharhu at-Tatsrib, 3/74).
Kesimpulan dari pendapat diatas adalah kita bisa melakukan solat tarawih sebanyak 4,6,8. Jika lebih dari 8 rakaat hukmnya makruh.
2.Imam Malik
Mengutip Ibnu Abdil Barr, terkenal sebagai penganut mazhab Maliki bin Abbas, berkata:
“Kebanyakan atsar menunjukkan bahwa shalat beliau adalah 11 rakaat, dan diriwayatkan bahwa 13 rakaat. Para ulama ber dalil bahwa shalat lail tidak ada batasnya dan shalat adalah ibadah terbaik, siapa yang berkehendak silahkan menyedikitkan rakaat dan siapa yang berkehendak maka silahkan memperbanyak rakaat.”
3.Imam Syafi’i
Mengutip penjabaran ustadz Firanda di laman Bekal Islam, Az-Za’farani meriwayatkan dari As-Syafi’i:
“Aku lihat orang-orang di Madinah mengerjakan shalat 39 rakaat. Yang lebih aku suka adalah 20. Begitu pula yang dikerjakan di Makkah. Tidak ada dalam hal ini batas akhirnya, jika mereka perbanyak ruku’ dan sujud maka lebih baik.”
4.Imam Ahmad
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata yaitu:
“Shalat tarawih jika dikerjakan sesuai mazhab Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad adalah 20 rakaat, atau sesuai madzhab Malik 36 rakaat, atau 13, atau 11 maka itu baik. Seperti dikatakan oleh Imam Ahmad, karena tidak ada penentuan batas akhir, sehingga memperbanyak jumlah rakaat dan mempersedikit dilakukan tergantung panjang atau pendeknya berdiri.”
Itulah pendapat para Mazhab tetang rakaat Shalat Tarawih yang di kutip dijelaskan dalam buku Tuntunan Shalat Tarawih dan I’tikaf.
KESIMPULAN
Pelaksanaan Shalat Tarawih tetap dah di kerjaakan 20 rakaat atau 11 rakaat. Karena Nabi SAW tidak menjelaskan secara pasti tentang rakaat Shalat Tarawih, beliau hanya mencotohkan shalat yang beliau lakukan pada Malam Bulan Ramadhan. Rakaat shalat Tarawih boleh dilakukan sesuai dengan keyakinan masing-masing, dengan niat yang baik dan beribadah kepada Allah SWT. Dengan niat tersebut InsyaAllah ibadah kita di Terima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tuntunan Shalat Tarawih dan I’tikaf.
https://www.gramedia.com/literasi/jumlah-rakaat-shalat-tarawih/#Buku_Terkait
https://www.rri.co.id/ramadan/594534/tarawih-8-atau-20-rakaat-begini-penjelasan-uas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H