Mohon tunggu...
I Wayan Gede Suacana
I Wayan Gede Suacana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pemerhati Sosial, Peminat Yoga Asana dan Meditasi

Membaca dan menulis untuk aktualisasi diri, praktik yoga asana dan meditasi untuk realisasi diri. Menjalani hidup apa adanya serta menghargai keberagaman yang memancarkan keindahan sebagai manifestasi kesatuan dalam variasi. Prinsip hidupnya: Pure Heart Clean Mind Holy Work for Unity Purity and Divinity. Penulis Majalah Mahasiswa (1988-1990); Pengelola/ Redaksi Jurnal Politik Sarathi dan Jurnal Sosial dan Politik Sintesa (1991-2013); Blooger Bali Sai Amrita (Maret 2009-Februari 2014); Penulis Kolom Opini Harian Umum Bali Post (2003-2013); Penulis artikel pada Media Online/ Citizen Media: Atnews, Majalah Sraddha, Kompasiana dan Opinia (Januari 2024-sekarang); Dosen dan peneliti di Universitas Warmadewa Denpasar (1991- sekarang); Peminat yoga asana dan meditasi (1988-sekarang); Pemenang I Lomba Esai yang diadakan oleh Ikatan Wanita Penulis Bali (2008). Alamat E-mail: suacana@warmadewa.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meditasi Pada Saat Shivaratri (Malam Siwa)

24 Januari 2025   08:22 Diperbarui: 25 Januari 2025   15:42 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meditasi Pada Saat Shivaratri

Meditasi adalah salah satu tradisi yang biasa dilaksanakan pada saat Shivaratri. Meditasi sangat baik dilakukan pada saat itu karena akan membantu menumbuhkan konsentrasi dan mengurangi pikiran dan keinginan-keinginan yang liar. Swami Sathya Narayana menyatakan ketika meditasi segala sesuatu dilihat sebagai saksi yang melihat tanpa menaruh kepentingan apapun dan kita tidak tercebur hanyut dan terikat. Bila ikatan kepada anggota tubuh telah dilepaskan, akan dirasakan kebahagiaan dan pencerahan.

Terdapat hubungan yang erat antara meditasi dengan pengendalian pikiran. Swami Vivekananda mengatakan bahwa dengan bermeditasi kita dilatih memusatkan pikiran pada obyek tertentu. Bila pikiran mendapatkan konsentrasi atas satu obyek, maka ia dapat pula dikonsentrasikan terhadap setiap obyek lainnya. Dalam Dhyana Vahini dijelaskan bahwa bila pikiran yang bertingkah dan lari ke segala arah dipusatkan dalam perenungan Nama Tuhan (namasmaranam) akibatnya akan seperti pemusatan sinar matahari melalui sekeping kaca pembesar, cahaya yang bercerai berai terpusat menimbulkan api yang dapat membakar dan memusnahkan. Demikian pula bila gelombang-gelombang pikiran, budi dan berbagai perasaan manas terpusat melalui kaca pembesar atman, mereka akan mewujudkan diri sebagai cahaya keilmuan ilahi yang dapat membakar habis kejahatan dan memberi terang sukacita.

Setiap orang dapat mencapai sukses dalam jabatan atau pekerjaannya hanya dengan konsentrasi dan pemusatan perhatian dalam usaha. Bahkan penyelesaian tugas yang paling remeh pun membutuhkan kualitas konsentrasi. Pengalaman yang paling lama terkesan dalam kesadaran adalah pengalaman yang disertai perhatian dan konsentrasi penuh. Perhatian dan konsentrasi juga sangat diperlukan bagi pengertian, karena tanpa adanya itu, maka ide dan informasi yang masuk pikiran/ batin tidak meninggalkan bekas. Selain itu, ingatan berhubungan erat dengan perhatian, orang yang kurang perhatian selalu mempunyai ingatan yang lemah. Untuk mendapatkan hasil terbaik, seseorang harus melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi pada tugas yang dihadapinya tanpa membiarkan pikiran atau ide lain mengganggu dirinya.

Pemusatan perhatian dan konsentrasi merupakan hal yang mutlak dalam melakukan meditasi. Maharsi Mahesh Yogi menemukan sebuah metode yang sederhana yang dikenal dengan nama Trancendental Meditation (TM). Metodenya: meditator duduk dengan posisi enak, dengan mata tertutup dan perhatian dipusatkan ke dalam diri mengontrol lingkungan internal. Selanjutnya diucapkankan mantra sekitar 20 menit. Melalui metode ini seseorang akan dapat berkonsentrasi dan berkomunikasi ke dalam untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Ilustrasi Foto: Meditasi, Sumber: Meta AI 
Ilustrasi Foto: Meditasi, Sumber: Meta AI 
Meditasi Tao kurang lebih juga memberikan penekanan yang serupa. Metode ini seperti dilukiskan dengan memusatkan perhatian pada pusat tubuh di sekitar pusar (umbilikus). Setiap pikiran yang muncul harus "diletakkan" dalam pusat tubuh ini. Keadaan ini dikenal dengan sebutan kesadaran dengan imajinasi telah dialihkan ke solar plexus. Prosedur ini khususnya membantu meningkatkan vitalitas dan kekuatan yang berasal dari perut.

Konsentrasi pada pernafasan biasa dilakukan pada latihan Meditasi Zen di Jepang. Bernafas melalui hidung dengan menarik nafas sebanyak yang dibutuhkan dan membiarkan udara masuk dengan mengembangkan diafragma. Jangan diperintahkan masuk tetapi biarkanlah datang sendiri. Selanjutnya keluarkan nafas pelan-pelan, secara komplit dan menyeluruh. Pada saat mengeluarkan nafas disertai menghitung 'satu'. Kemudian tariklah nafas lagi dengan cara yang sama, saat menghembuskan nafas dengan pelan kembali menghitung 'dua'. Begitu seterusnya hingga ke hitungan ke sepuluh. Mungkin kita akan mendapatkan kesukaran dalam menghitung, karena pikiran selalu ingin mengembara. Bila itu terjadi, berusahalah membawa kembali pikiran pada proses menghitung. Setelah sukses dengan latihan ini, dapat dilanjutkan dengan latihan berikut. Pada saat mengeluarkan nafas dan menghitung 'satu', bayangkan 'satu' di perut. Lakukan pula untuk 'dua' dan letakkan di sebelah 'satu' dan seterusnya hingga hitungan kesepuluh. Selanjutnya akan terasa bahwa pikiran itu sendiri telah turut terbawa turun ke perut.

Latihan konsentrasi melalui meditasi juga dapat dilakukan dengan metode yang  dikembangkan oleh Swami Vivekananda. Pertama-tama, praktik meditasi haruslah melalui satu obyek tertentu sebagai umpan pikiran. Satu waktu pusatkan pikiran misalnya pada satu titik hitam. Akhirnya, secara bertahap titik itu tidak terlihat  lagi dan kita tidak menyadari bahwa titik itu ada di hadapan kita. Pikiran tidak ada lagi, tidak timbul gelombang kerja, segala-galanya merupakan 'samudra' tanpa batas. Apabila kita sudah bisa sampai pada keadaan ini, pikiran sudah memasuki tingkat kebenaran diluar batas perasaan. Dengan begitu, praktik meditasi sekalipun dengan suatu obyek lahir yang tidak berarti, akan mengarah pada kosentrasi batin.

Konsentrasi (avadhana) diperlukan untuk memahami setiap hal dengan baik. Mengarahkan dan menetapkan perhatian kesuatu hal disebut ekagatha. Ini juga merupakan suatu keadaan pikiran. Caranya, adalah dengan melakukan konsentrasi terhadap realitas diri kita setiap hari dalam meditasi. Ikuti secara teguh setiap hari, waktu, tempat dan posisi, semuanya tak berubah. Kemudian faktor-faktor pengganggu dengan mudah ditaklukkan dan dijinakkan. Dikatakan: pertama-tama kerinduan, kemudian menetapkan tujuan, setelah itu konsentrasi dan melalui disiplin, tercapailah penaklukan pikiran.

Dengan meditasi, pikiran disamping bisa konsentrasi, sesungguhnya juga bisa berada dalam keadaan tenang, bahkan benar-benar tenang. Seperti sehelai daun yang diam tidak bergerak selama tak ada hembusan angin badai rangsangan indera. Jika kita tidak menurutinya, karena mengetahui hakikat pengaruh-pengaruh itu dan tidak mau ambil peduli lagi, maka pikiran tidak akan bergoyang. Ven. Ajahn Chah menegaskan mengenai hal ini dalam bukunya "Meditasi: Jalan Menuju Kebebasan". Dikatakan bahwa pikiran yang hakikatnya begitu suci dan tenang, karena tidak terlatih menjadi begitu bodoh, hingga rangsangan indera datang menerpa dan menjeratnya dalam maya, seperti perasaan suka dan duka. Semua pengaruh indera itu sebetulnya bukanlah pikiran. Itu hanya suasana hati yang datang memperdaya pikiran yang tidak terlatih dan menghanyutkannya. Itulah sebabnya, mengapa Sang Buddha Gautama senantiasa mengarahkan pengikutnya untuk lebih mengenal, mengamati dan mengendalikan pikiran agar tahapan keheningan bisa tercapai.

Foto Dewa Siwa Sumber: AstraBhava
Foto Dewa Siwa Sumber: AstraBhava

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun