Aku temukan hujan disepanjang tol yang meliuk memanjangÂ
Kutawarkan kepada lelaki tua bercaping dan bercelana hitam
"Wahai debu jalanan, sembunyikanlah tawamu yang selalu menantang".  Suara bathin menggelegar. Kami beradu pandang    Â
Aku pelihara hujanÂ
Tangan menengadah tanpa jedaÂ
abaikan peluh berbulir beraroma asap jelaga
" Wahai ilalang janganlah engkau selalu berintan, Â
Sebab lumbung kami telah bergoyang "Â
Aku berteman hujan Â
Rapatkan hari berujung bulan. Â Pematang bersinar terang. Kiri kanan dentuman musik bersahutan.Â
Dan ternyata hujan bagiku hanya bualan. Â Â Sebab aku tak bosan memandang lampu jalanan. Â Â Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!