Awal ceritanya begini...
Awal tahun 2012 saya baru saja bebas lepas dari hukuman. Jadi menyandang predikat sebagai "mantan narapidana" begitu beratnya bagi saya. Dari banyak tanya dalam hati terangkum menjadi sebuah pertanyaan saja, yaitu: "Apa yang akan saya lakukan?"
Bermodalkan lembaran-lembaran Rupiah yang saya dapatkan selama hidup di dalam penjara dan juga beberapa kali bolak-balik Lapas-Rumah sehubungan terjadinya kerusakan komputer di lapas yang memang sebelum saya bebas sudah menjadi tanggung jawab saya, pun setelah bebas masih beberapa kali dipanggil ke lapas untuk maintenance komputer di sana, perbedaannya setelah bebas me-maintenance komputer sudah pasti dibayar seuai harga pasaran untuk jasa itu.
Maka cukuplah uang yang saya miliki untuk membeli sebuah netbook (yang hingga kini masih saya gunakan untuk menulis dan browsing). Sambil memulai sebuah usaha jasa penitipan kendaraan di halaman rumah, saya pun mulai berselancar di Internet, namun hanya sebatas menggali dan memperdalam kemampuan IT saja, tak lebih dari itu.Â
Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 2012 ada pesan masuk ke nomor seluler saya yang isinya ternyata adalah sebuah link bertuliskan:Â http://www.kompasiana.com/katedrarajawen.
Selama dua hari saya tak tertarik sama sekali untuk membuka link itu, hingga akhirnya malam ke-3 pun akhirnya saya buka, saya perhatikan dengan seksama. "Loh ini kan temen lama gue, dan apaan nih kok isinya tulisan semua". Saya otak-atik isi link itu dan akhirnya saya paham bahwa link itu berisi website untuk menulis (waktu itu belum paham mengenai Citizen Journalisme).
Beberapa hari saya buka dan akhirnya saya pun mulai menulis, menulis, menulis dan hingga kini masih menulis walaupun tak sesering awalnya karena kesibukan saya pun bertambah.
Apa saja yang saya dapatkan dari menjadi seorang yang bergabung dengan kompasiana (sebagai kompasianer) dari sejak awal hingga sekarang:
- Jadi terbiasa menulis
- Memiliki banyak teman
- Dua kali wajah saya terpampang dan tulisan tercetak di Freez Cetak KompasianaÂ
- Mulai belajar menulis dan memahami tulisan fiksi
- Menikah dengan seorang kompasianer cantik
- Berkesempatan berkolaborasi dengan kompasianer dan termuat dalam sebuah buku Kumpulan Cerpen
- Mendapatkan beberapa penawaran dari beberapa penerbit untuk karya fiksi
Â
Jadi Terbiasa Menulis
Awalnya saya menulis di Kompasiana adalah di rubrik gaya hidup dan humaniora. Sangat sulit rasanya memulainya walaupun sebenarnya dulunya senang menulis. Karena lama tak menulis untuk memulai kembali rasanya berat. Namun walaupun berat hal itu akhirnya teratasi juga. Selang sebulan kemudian beberapa tulisan saya di Headline kan oleh Admin, senang sekali rasanya. Dan tentu saja jadi penyemangat bagi saya untuk lanjut menulis.
Memiliki banyak teman
Ya sedikit demi sedikit lama kelamaan tulisan makin banyak dibaca oleh orang lain. Yang kemudian saya perhatikan mereka ini pada berkumpul juga di media sosial lainnya seperti facebook dan twitter. Dan mulailah saya membuka kembali akun fcebook saya yang lama saya suspend karena tak begitu menarik tanpa teman yang saya kenal. Hingga kini mayoritas pertemanan saya di facebook adalah dengan sesama kompasianer.Â
Pertemanan dan saling berinteraksi di antara sesama kompasianer akhirnya akan berujung pada pertemuan akbar kompasianer, yaitu kompasianival. Dan saya pun ikut hadir dalam acara Kompasianival 2013 (2 bulan setelah pernikahan saya).
Ini adalah salasatu Foto pada acara Kompasianival 2013 (saya nomor 2 dari kiri) dengan beberapa kompasianer dan seorang admin Kompasiana yaitu Bang IsJet.
Tak dapat dipungkiri bahwa menjadi kompasianer akan menghasilkan banyak pertemanan dan saya sangat menyukainya karena membuat hidup saya menjadi lebih berarti.
Â
Dua kali terpampang dan dimuat dalam Freez Cetak Kompasiana
Sebelum keluar kompasiana versi terbaru, ada kanal yang namanya kanal Freez Kompasiana, yang jika layak akan dipilih oleh admin untuk dihadirkan dalam bentuk cetak dan tentu saja dari hasil cetakan itu, kompasianer yang tulisannya dimuat akan mendapatkan honor.
Dan ternyata saya memiliki 2 kali kesempatan akan hal itu. Dua kali tulisan saya tercetak dan tentu saja wajah saya pun terpampang di sana dan tentunya akan dibaca oleh orang banyak. Dan menjadi begitu berarti juga bagi saya.
Salasatu tulisan saya yang dimuat adalah menyoal gambaran keadaan rutan dan lapas yang sesungguhnya (http://www.kompasiana.com/su.he/gambaran-keadaan-rutan-dan-lapas-serta-organisasi-narapidana_5528569d6ea834f7588b4617).
Â
Mulai belajar dan memahami tulisan FiksiÂ
Setahun lebih berkompasiana, membuat saya memiliki waktu memperhatikan tulisan-tulisan fiksi. Saya begitu awam dengan fiksi pada awalnya. Dan rasanya memiliki kesulitan luar biasa jika ingin menuliskan tulisan fiksi. Setahun kemudian saya mulai mencoba menuliskan karya Fiksi. Awalnya tak begitu banyak pembaca, apalagi tak ada latar belakang sama sekali tentang sastra.
Mencoba dan mencoba dan akhirnya saya nyemplung juga keranjingan menulis Fiksi, khususnya yang berbentuk cerita. Mencoba dan mencoba dan akhirnya Admin pun memberikan Headline untuk fiksi yang saya tuliskan. Luar biasa kata saya dalam hati. Sangat sulit sekali untuk bisa mendapatkan Headline sebuah karya Fiksi, apalagi tanpa latar belakang menulis fiksi sebelumnya.
Akhirnya Headline demi Headline untuk tulisan Fiksi pun mulai saya dapatkan dan ini salasatu screenshoot Headline Fiksi yang saya tuliskan.
Â
Menikah dengan seorang Kompasianer Cantik
Setelah beberapa kali Headline Fiksi saya bertebaran tanpa saya sadari saya ternyata memiliki seorang pembaca spesial hehehe dan ternyata someone special ini pun sudah pula berteman dengan saya di facebook. Ia seorang Kompasianer wanita yang memiliki sebuah halaman facebook yang membernya puluhan ribu, itulah makanya saya awalnya sering merasa heran, mengapa share facebook untuk fiksi saya bisa mencapai ribuan. Ternyata ia-lah pelakuknya hehehe.Â
Dan di antara banyaknya kumbang-kumbang yang berusaha mendekati malahan saya yang didekati oleh bunga yang cantik ini. Ia seorang kompasianer yang senang sekali menuliskan Cerbung (Cerita Bersambung). Pada satu waktu ia mengirimkan inbox kepada saya soal fiksinya yang terkait dengan istilah-istilah hukum. Kebetulan saya ada lumayan memahami soal ranah hukum, maka dengan sedikit gaya kibas-kibas rambut saya pun keasikan ngobrol dengannya hingga akhirnya sama-sama memiliki rasa hahaha.
Singkat kata, ia pulang dari Luar Negeri dan saya yang menjemput di Bandara, dan hasilnya sebulan kemudian kami pun menikah, tepatnya pada tanggal 04 September 2013 (dua bulan sebelum kompasianival 2013)
Jadi, menikah karena Kompasiana? Mengapa tidak jika memang ada rasa dan juga jodoh.
Â
Berkesempatan Berkolaborasi Fiksi dengan Kompasianer lain dan dibukukan
Banyak hal bisa terjadi ketika berinteraksi dengan sesama kompasianer termasuk berkolaborasi dalam menulis. Saya memiliki kesempatan berkolaborasi dengan seorang kompasianer juga setelah beberapa kali Fiksi saya di Headline- kan oleh Admin.Â
Kompasianer ini mungkin memperhatikan, dan ternyata saya pun sudah lumayan lama berteman dengannya. Maka ia pun mengajak saya untuk berkolaborasi  dan menghasilkan sebuah cerpen yang berjudul "Janji mentari pada bulan dan bintang" dengan link tulisan: http://www.kompasiana.com/su.he/janji-mentari-pada-bulan-dan-bintang_552a504df17e614e79d623ac.
Proses kolaborasinya tidaklah rumit, Kompasianer Kim Foeng (http://www.kompasiana.com/Kim_Foeng) mengirimkan bahannya pada saya via inbox facebook, dan kemudian saya yang meramunya menjadi sebuah cerita.
Â
Mendapatkan Tawaran dari beberapa penerbit untuk karya fiksi
Dan hal terkahir yang kini seringkali saya dapatkan dan temukan pada inbox akun social media saya adalah beberapa tawaran untuk membukukan fiksi-fiksi yang sudah banyak saya tuliskan selama berkompasiana dari sejak pertengah 2012 hingga kini.Â
Banyak tulisan fiksi yang terpaksa saya unpublish dari kompasiana bukan karena apa-apa, melainkan karena maraknya copas tanpa izin oleh pihak lain terhadap tulisan-tulisan fiksi yang sudah saya publish melalui kompasiana ini. Namun tidak saya hapuskan tetap ada dalam draft tulisan namun saya unpublish karena maraknya copy paste.
Tawaran demi tawaran untuk membukukan karya-karya fiksi saya memang belum saya berikan jawaban pasti karena saya merasa masih perlu banyak perbaikan, peningkatan dan pembelajaran. Dan jika saya merasa sudah lebih baik dalam menuliskan fiksi, pastinya memang akan saya bukukan.
***
Ke-7 hal di atas adalah apa yang telah saya dapatkan selama saya menjadi kompasianer. Yang jelas banyak sekali hal positif yang saya dapatkan dan semuanya begitu berarti. Terima Kasih sahabat semua, terima kasih kompasianer dan terima kasih kompasiana.Â
Â
Salam,
~Hsu~
 Seluruh Gambar adalah Dokumentasi Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H