Namun pergumulan itu kembali terjadi... pergumulan mengenai apa yang kumiliki saat ini... yang begitu berlimpah adalah hasil dari peran hebatku sebagai seorang Aktor Utama dalam film perampokan minimarket yang telah banyak tayang di berbagai pemberitaan.
Hal yang sudah pasti sangat tak mungkin untuk kubagikan kisahnya dengan isteriku sendiri. Hasil tumpukan kilauan emas kehitaman yang akhirnya aku gunakan untuk membuka minimarket. Ya... kini akulah pemilik minimarket. Tahun demi tahun minimarket yang kumiliki bertambah satu demi satu.
Usaha yang semakin membuatku menjadi terpandang di mata siapapun yang melihat. Kumpulan bola mata kristal yang tertipu. Tertipu dengan apa yang melekat pada diriku kini. Kumpulan tatapan yang takkan mampu menembus masa laluku. Tambahan lagi dengan banyaknya yayasan, panti-panti asuhan dan juga tempat-tempat di mana banyak orang yang membutuhkan yang merasakan uluran tangan dari hasil keuntungan minimarket yang kumiliki. Hasil yang tiada orang tahu selain dua orang aktor pembantu selama bermain dalam film perampokan minimarket yang pengambilan gambar dilakukan oleh CCTV milik minimarket tempatku bekerja sebagai kasir.
Entahlah... dan kembali entahlah... entahlah apakah yang kulakukan kini mampu menghapus dosa-dosaku. Ku telah pasrah. Kujalani hidup yang tenang bersama bidadari berkerudung hitam tercintaku.
***
Getaran telepon genggamku di atas meja kecil tempat lampu hias kamar berdiri membuatku terbangun. Kulihat jam di meja kecil menunjukkan pukul 01 dinihari.
"Ada apa?" langsung kutanyakan karena ku tahu bahwa itu adalah nomor manajer operasional yang mengelola minimarket-minimarket milikku.
"Minimarket pusat kita di rampok Pak!" Demikian berita yang kudengar sepagi itu. Berita yang membuatku menekan tombol merah untuk menutup pembicaraan lalu melanjutkan memanjakan mata lelahku hingga matahari terbit.
"Terjadi juga... dunia berputar dan putaran keras yang pernah kubuat kini menghantamku sendiri." ku bergumam sendirian pagi itu sambil menyeruput teh hangat dan mata yang tak lepas dari tayangan berita pagi di televisi.
"Ahh ini dia... hhmm rekaman CCTV... heeeiii".
Kubangkit segera meraih telepon genggamku yang masih ada di dalam kamar... nomor yang kutekan adalah milik manajer operasionalku.