Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Penipuan dan Cara Membuat Kapok Penipu

8 Januari 2014   00:38 Diperbarui: 4 April 2017   17:58 1968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begini... Ini saya temukan secara tidak sengaja. Ketika merapikan database yang sebelumnya memang acak kadut. Selama saya dikaryakan di bagian administrasi ini lah saya mulai berinisiatif untuk merapikan pengarsipan data para napi secara komputerisasi. Ada satu berkas yang paling tua waktu itu.... ternyata bukan hanya paling tua... tapi juga paling tebal seadanya di antara berkas lainnya dan lebih tebal dari berkas perkara koruptor. Karena itulah saya selalu melewati dulu untuk menginputnya karena selalu saja timbul rasa malas begitu melihat berkas napi kok bisa tebal begitu hahaha skripsi saya saja tidak setebal itu dan bahkan kalau ingat buku utama mata kuliah Dasar-dasar Akuntansi berbahasa Inggris saja rasanya masih lebih tebal berkas si napi ini.

Rasa malas datang terus menerus begitu melihat berkas napi yang satu itu... sampai akhirnya inputan saya habis ya mau gak mau kan harus nginput yang satu itu juga hahaha... akhirnya di tengah waktu santai bersama kepala administrasi lapas saya ngobrol deh dan pointnya menanyakan tentang berkas satu itu.

Dan jawabannya tentu saja membuat saya melongo pada awalnya namun akhirnya sadar bahwa napi satu itu rupanya dikerjai para korbannya hahaha rasain dalam hati saya rada-rada nyukurin juga soalnya jujur saya juga jengkol eh jengkel sama para pelaku San Ci Pa ini hahaha. Saya tanya mengapa berkasnya bisa tebal begitu Pak? Jawabannya adalah karena napi itu berkali-kali MAP (Menambah Acara Perkara) karena korban-korban yang ditipunya telah sepakat untuk melapor satu demi satu dalam artian setiap si napi menjelang-menjelang bebas satu orang korban melaporkan... setiap mau bebas satu orang korban lagi melaporkan. Korban-korban penipuan yang cerdas hahaha.

Yah... sebutlah nama napi itu si A.S. Begitu saya pelajari berkas-berkasnya, nah ternyata A.S ini melakukan penipuan penjualan lahan fiktif kepada para korbannya... dan menurut penuturan petugas kepala administrasi lapas sih katanya korbannya puluhan dan orang berduit semua. Dalam hati ya kalau gak berduit mah gak akan ditipu kali Pak hahaha.

Capek jujur pake banget deh nginput berkas napi satu itu... M.A.P nya sampai berapa kali sudah malas saya ngitungnya dan pasalnya ya sama 378, 378,... dan 378. Dan bahkan menjelang kebebasan terakhir setelah beberapa kali MAP pun sebulan sebelumnya pihak kepolisian sudah melayangkan berkas laporan dari korban berikutnya walaaahhhh. Dan ketika akan bebas pun sempat di tahan dulu oleh pihak lapas selama beberapa jam menunggu jawaban dari pihak kepolisian mengenai apakah si A.S. ini akan di jemput kepolisian ataukah akan menjalani proses penyidikan dan penitipan sebagai tahanan kembali di dalam lapas. Namun karena tidak ada jawaban dari kepolisian, maka pihak lapas pun membebaskan sesuai prosedur. Dan berita yang kemudian timbul bahwa beberapa hari kemudian si A.S. ini sudah berada di sel tahanan kepolisian karena ada laporan dari korban yang lain.

Saya simpulkan bahwa A.S ini melakukan penipuan penjualan lahan fiktif kepada para korbannya. Namun para korban dari A.S ini rupanya sepakat akan melapor satu demi satu. Satu melapor kemudian A.S di tahan, disidang, putus, menjalani pidana, dan selama proses tersebut para korban lainnya memantau mengenai berapa lama hukuman A.S. kemudian bertanya dan menggali informasi kapan A.S akan bebas... nah begitu A.S akan bebas, korban berikutnya melapor dan A.S jadi kena M.A.P alias Menambah Acara Perkara... demikian seterusnya sampai satu demi satu laporan para korban mencapai jumlah korban keseluruhan.

Itulah yang saya dapatkan dari mempelajari kasus penipuan yang dilakukan A.S. Termasuk unik dan itulah rupanya jawaban dari tebalnya berkas A.S dan juga wajah merana A.S karena harus berkali-kali MAP. hahaha bagus sih jadi merana dan pastinya A.S bakal kapok hahaha. Bisa lumutan dan jamuran si A.S ini di dalam bui.

Satu hal yang pasti bahwa kasus penipuan alias 378 alias San Ci Pa alias Tiga Tujuh Lapis alias Wolu ini termasuk dalam kategori kasus dan narapidana yang di benci narapidana lainnya setelah kasus perkosaaan dan pelecehan seksual. Kasus paling dibenci di lapas dan oleh narapidana pada urutan teratas adalah kasus perkosaan alias setut.

Demikian sedikit kilas balik mengenai penipuan dan penipu serta cara membuat penipu menjadi kapok.

Salam Waspada,

~Hsu~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun