Kulempar kembali selular ke atas kasur... “Arrgghhh gila ini gila... harus kuakhiri... harus kuakhiri.”
Kuambil handuk tebal dan melangkah kembali ke kamar mandi.
***
Kubuka lemari pakaian... hah sekenanya saja celana jeans pendek selutut dengan kaus oblong hitam... kacau memang... semalam harusnya jadwal menyeterika pakaian. Kutatap wajahku di cermin lemari pakaian... hah sudahlah harus kuakhiri ini semua. Hanya merapikan rambut dengan jari... segera kuraih kunci mobil.
Ketika pintu mobil terbuka... hhmmfftt kututup lubang hidung dan bibirku dengan telapak tangan... Ya Tuhan... banyak sekali percikan darah yang mengenai bangku mobil... bau anyir dan sedikit amis yang membuatku menutup lubang hidung dan bibir... bagaimana ini?
Kututup kembali pintu mobil dan melangkah ke dalam rumah... menuju meja kerjaku di ruang tengah... ahh ini dia... kuraih segera pisau lepit yang terbuat dari baja. Kembali ke mobil lalu kuarahkan ujung pisau ke bagian jok... Ahhh mungkin akan lama dan lagipula ke mana aku akan membuang kulit joknya? Demikian hal yang akhirnya kuurungkan... kututup kembali pintu mobil lalu berjalan mondar-mandir tak karuan.
Entah berapa lama aku mondar-mandir hingga akhirnya kuhidupkan mesin dan memacu perlahan mobil... di depan gerbang aku berpikir kembali... ya sudahlah biarkan akan kuputuskan. Selesai menutup gerbang... kupacu mobil menuju sebuah tempat yang memang agak jauh dari keramaian... tempat di mana aku biasa bersantai sambil merapikan mobil. Yang kusuka dari tempat itu aku bisa melihat lambaian daun kelapa yang seakan memanggil untuk di nikmati.
***
“Rey... mana mobilmu? Tak biasanya... gimana-gimana?”
“Itu di pinggir jalan Joe! Aku baik dan gak gimana-gimana... hhmm tapi gimana ya...?”
“Nah kan jadinya gimana apanya... ayo ada apa ceritakan!”