Mohon tunggu...
Fajar Setiawan
Fajar Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syahid

Meminati sosial-keagamaan, bahasa dan sastra, olahraga khususnya sepak bola, dan (sedikit) politik. Menulis saat ingin dan sempat. Semoga selalu ada manfaat yang bisa didapat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Dikarenakan", Apakah Salah?

18 Oktober 2023   05:50 Diperbarui: 18 Oktober 2023   06:23 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pexels/Jonathan Meyer

"Pesepak bola itu cedera dikarenakan mendapat tekel dari pemain lawan"

"Gempa bumi itu terjadi dikarenakan adanya pergeseran lempeng bumi"

Dikarenakan, dikarenakan, dikarenakan~

Kompasianer, tahukah bahwa kata dikarenakan pada hakikatnya adalah bentuk yang keliru? Kira-kira, apa alasannya? Lalu, mengapa banyak orang masih menggunakannya? Mari kita bahas.

Pertama, dikarenakan adalah bentuk keliru.

Meskipun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat kata dikarenakan, namun perlu diingat bahwa kata tersebut dimasukkan ke dalam ragam cakapan (tidak baku).

Sebagaimana yang kita tahu, kata dikarenakan memiliki kata dasar karena, yang kemudian diberi imbuhan di- dan -kan. Namun, jika kita melihat kaidah bahasa, kata dikarenakan adalah kata yang tidak tepat. Kata karena adalah salah satu konjungsi (kata penghubung), sebagaimana kata dan, atau, tetapi, sehingga, dan sebagainya.

Apakah Kompasianer pernah menemukan kata didankan, diataukan, ditetapikan, atau disehinggakan? Tentu saja tidak, 'kan?

Oleh karena itulah, perlu dipahami bahwa memang sebetulnya, konjungsi atau kata penghubung tidak dapat diberi afiks atau imbuhan.

Mengapa kata dikarenakan masih digunakan banyak orang?

Menurut saya, hal ini boleh jadi akibat normalisasi oleh sebagian besar masyarakat di sekitar kita, bermula dari sekadar ikut-ikutan, kemudian membiasakan dirinya untuk menggunakan kata tersebut.

Selain itu, tidak sedikit pula masyarakat menggunakan kata ini karena mereka menganalogikannya dengan kata sebab.

Nah, penting untuk diketahui bahwa dalam kaidah bahasa, kata sebab tidaklah hanya merupakan kata penghubung, tetapi juga sebagai nomina (kata benda). Oleh karena kata sebab sebagai nominalah, maka kata tersebut dapat diberi imbuhan, menjadi disebabkan atau menyebabkan. Tidak seperti kata karena yang merupakan konjungsi semata.

Terakhir, solusi.

Setelah kita mengetahui bahwa kata dikarenakan adalah kata yang tidak tepat, ada beberapa kata yang benar yang bisa menggantikannya, misalnya, cukup dengan kata karena saja, sebab, atau jika kita menginginkan bentuk yang sama, maka kita bisa gunakan disebabkan.

Demikian, semoga bermanfaat.

Salam bahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun