Ketika seorang politikus ditanya perkara hukum fikih. Apakah kira-kira semua yang diucapkannya akan sesuai dengan kitab suci? Apakah kredibel? Siapa yang bisa menjamin? Tidak ada. Kecuali, jika politikus tersebut juga merupakan seorang ulama. Tentu lain cerita.
Maka dari itulah, menurut saya, ungkapan atau kalimat "unzur ma qola wala tanzur man qola" tidak sepenuhnya berlaku pada setiap hal dan bisa dijadikan prinsip oleh kita pada hari ini.
Tidaklah hanya "apa yang dikatakan", tetapi dalam hal atau situasi tertentu "siapa yang mengatakan" pun tidak kalah penting.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H