Mohon tunggu...
Fajar Setiawan
Fajar Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syahid

Meminati sosial-keagamaan, bahasa dan sastra, olahraga khususnya sepak bola, dan (sedikit) politik. Menulis saat ingin dan sempat. Semoga selalu ada manfaat yang bisa didapat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Bagaimana Kedewasaan Suporter Kini?

1 Oktober 2023   00:00 Diperbarui: 1 Oktober 2023   00:20 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan para suporter klub tanah air pada acara doa bersama atas Tragedi Kanjuruhan, Oktober 2022. Sumber: BolaSport.com/Sasongko Dwi Saputro

Pihak panitia pelaksana (panpel) dan aparat yang seyogianya mengikuti prosedur yang telah dianjurkan dan ditetapkan, justru tidak mengindahkan sehingga menimbulkan masalah yang sangat serius.

Stadion Kanjuruhan yang maksimal hanya bisa menampung sekitar 38 ribu orang, namun pihak panpel justru mencetak tiket sebanyak 42 ribu lebih. Tentu saja penonton akan meluber ke mana-mana. 

Di samping itu, pertandingan yang sudah diusulkan oleh kepolisian setempat untuk dimainkan pada sore hari pun tidak diindahkan oleh panpel. Pertandingan tersebut tetap dilangsungkan pada malam hari.

Pihak aparat yang ditugaskan menjaga keamanan pada laga itu juga, dengan jelas telah melanggar hukum dan aturan dari FIFA sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penggunaan gas air mata adalah hal yang dilarang di dalam stadion, baik untuk sekadar berjaga-jaga maupun saat terjadi kericuhan.

Juga, para oknum suporter tuan rumah tentu tidak bisa dimungkiri menjadi penyebab awal atas tragedi itu. Begitu sulit sebagian dari mereka menerima kekalahan, hingga harus melakukan pitch invasion yang akhirnya memakan ratusan korban jiwa dari kelompok mereka sendiri. Mereka tidak berpikir jernih dan lebih jauh. Sungguh, fanatisme yang terlampau jauh itu sudah menghambat kejernihan berpikir mereka.

Bagaimana Sikap Kedewasaan Suporter Hari Ini? 

Sejak terjadinya Tragedi Kanjuruhan, para suporter dari berbagai klub hingga media-media olahraga nasional senantiasa menggaungkan komitmen agar kejadian parah seperti malam itu tidak pernah terjadi lagi.

Setiap klub juga terus mengajak para fans-nya untuk mendukung klub secara sehat, menaati peraturan, tidak menghina tim lain maupun fans, dan tetap menjaga persatuan sebagai bangsa Indonesia.

Liga kasta tertinggi Indonesia musim 2023/2024 telah bergulir sejak Juli lalu. Di musim yang baru itu, para suporter harus selalu berusaha menjaga nama baik klub dan suporter masing-masing, agar atmosfer sepak bola tanah air tetap terjaga.

Meski begitu, diketahui masih saja terdapat perilaku tidak patut dicontoh yang dilakukan oknum suporter. Seperti kejadian penganiayaan kepada media officer Madura United saat konferensi pers usai laga PSS Sleman versus Madura United pada Ahad (24/9) lalu.

Tak sedikit pula pertandingan pada BRI Liga 1 yang diwarnai pelanggaran oleh suporter. Sebut saja kehadiran 'diam-diam' sekelompok oknum suporter pada laga away, yang padahal hal itu dilarang dalam regulasi liga kali ini.

Hal-hal tersebut dapat menunjukkan bahwa belum semua suporter bisa mengambil pelajaran dari kejadian yang sudah-sudah itu. Selalu ada oknum yang "senang" melanggar aturan dan belum bisa menampilkan sikap kedewasaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun