Mohon tunggu...
Fajar Setiawan
Fajar Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syahid

Meminati sosial-keagamaan, bahasa dan sastra, olahraga khususnya sepak bola, dan (sedikit) politik. Menulis saat ingin dan sempat. Semoga selalu ada manfaat yang bisa didapat.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Bagaimana Kedewasaan Suporter Kini?

1 Oktober 2023   00:00 Diperbarui: 1 Oktober 2023   00:20 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan para suporter klub tanah air pada acara doa bersama atas Tragedi Kanjuruhan, Oktober 2022. Sumber: BolaSport.com/Sasongko Dwi Saputro

Tepat satu tahun yang lalu, terjadi sebuah tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia, bahkan menjadi terbesar kedua di dunia (berdasarkan jumlah korban jiwa).

Sebuah super big match bertajuk Derbi Jatim yang semula amat ditunggu para pencinta sepak bola tanah air malam itu, justru menjadi momen yang kelam dan memprihatinkan.

Alih-alih dikenal dunia dengan prestasi sepak bolanya, peristiwa pada malam itu membuat negara ini dikenal dunia karena ulah sebagian elemen hingga mengakibatkan ratusan nyawa melayang.

Salah satu pesepak bola dunia asal Spanyol, Sergio Ramos, turut berbelasungkawa atas Tragedi Kanjuruhan. Sumber: Tangkapan layar/Twitter/Sergio Ramos
Salah satu pesepak bola dunia asal Spanyol, Sergio Ramos, turut berbelasungkawa atas Tragedi Kanjuruhan. Sumber: Tangkapan layar/Twitter/Sergio Ramos

Flashback

Takluknya pasukan Singo Edan (Arema FC) di kandang sendiri atas rival utamanya Bajul Ijo (Persebaya Surabaya) dengan skor 2-3, memicu amarah Aremania (sebutan suporter Arema), sehingga memancing banyak dari mereka untuk turun ke lapangan (pitch invasion).

Situasi menjadi semakin buruk saat aparat keamanan menyemprotkan gas air mata secara brutal, yang padahal penanganan kericuhan suporter menggunakan gas tersebut jelas dilarang oleh federasi sepak bola dunia, FIFA.

"No firearms or crowd control gas shall be carried or used." (Dokumen resmi "FIFA Stadium Safety and Security Regulations", pasal 19 huruf B, via img.fifa.com) 

Akibat ketidakkondusifan suporter dan penanganan yang salah oleh pihak aparat itu, para suporter pun panik dan saling berlarian untuk menyelamatkan diri dari gas air mata dan pukulan, serta banyak pula yang langsung menuju pintu keluar stadion dengan berdesakan dan berimpitan hingga "mampet".

Pada akhirnya, kejadian malam itu banyak memakan korban luka ringan hingga berat, juga korban meninggal mencapai 135 orang. (Kompas.com)

Tamparan Berat bagi Dunia Sepak Bola Tanah Air 

Peristiwa kelam itu tentu menjadi tamparan berat bagi banyak elemen di dunia sepak bola maupun masyarakat tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun