Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa (dalam bahasa Inggris: proverbs) merupakan kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, yang biasanya mengiaskan maksud tertentu. Atau juga, ungkapan yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup dan aturan tingkah laku.
Sedangkan menurut Wijaya (2010: 3), peribahasa dimaknainya sebagai suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas, berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku.
Robert Sibarani dalam buku Antropolinguistik, menjelaskan bahwa setiap pembentukan kata-kata bahkan kalimat dalam suatu bahasa (termasuk yang digunakan dalam peribahasa) dapat menentukan sifat atau ciri pikir dalam kebudayaan suatu bangsa. Sehingga peribahasa adalah kalimat kiasan yang terbentuk dari budaya.
"Berbilang dari esa, mengaji dari alif"
Barangkali ini merupakan salah satu peribahasa yang cukup asing di telinga sebagian orang. Tak seperti "ada gula ada semut" atau "bagai air di daun talas" yang sudah sama-sama kita kenali sejak waktu Sekolah Dasar. Tentu, karena memang peribahasa 'sederhana' semacam itulah yang digunakan sebagai contoh agar lebih mudah dimengerti oleh kita pada saat itu.
Berbilang: menghitung
Esa: satu
Mengaji: membaca Al-Qur'an atau belajar
Alif: huruf pertama pada abjad Arab/hijaiah
Peribahasa "berbilang dari esa, mengaji dari alif" dalam sudut pandang penulis, adalah peribahasa yang berisikan pesan nasihat untuk kita dalam mengerjakan sesuatu, yang hendaknya selalu dimulai dari permulaan (awal), tidak melongkap, tidak terburu-buru. Sehingga hasil yang akan didapat nantinya pun akan baik.