Mohon tunggu...
Fajar Setiawan
Fajar Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syahid

Meminati sosial-keagamaan, bahasa dan sastra, olahraga khususnya sepak bola, dan (sedikit) politik. Menulis saat ingin dan sempat. Semoga selalu ada manfaat yang bisa didapat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Ngampus" Naik KAI Commuter, Why Not?!

31 Agustus 2023   20:35 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:55 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, kita dapati bersama, ramainya pemberitaan akan buruknya kualitas udara di Indonesia, khususnya di kawasan Jabodetabek (Agustus 2023). Tidak lain tidak bukan, salah satu faktor penyebabnya amatlah jelas, yaitu polusi yang ditimbulkan dari asap kendaraan-kendaraan pribadi yang begitu banyak.

KAI Commuter sebagai salah satu moda transportasi umum termasyhur di Jabodetabek, seharusnya dapat dimanfaatkan dan didukung sebaik mungkin oleh lebih banyak lagi masyarakat dalam turut andil membantu mengembalikan kualitas udara menjadi lebih sehat dan mengurangi emisi karbon sebagaimana program pemerintah.

Halo, #RekanCommuters!

Perkenalkan, saya Fajar S (S-nya = Setiawan, bukan Sad boy!), seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah kampus yang berlokasi di Tangerang Selatan. Mahasiswa yang selalu menggunakan jasa KAI Commuter Line menuju kampus. Berangkat dari Stasiun Cibinong, dan turun di Stasiun Pondokranji, kemudian memesan ojol. Begitulah kira-kira.

Ada beberapa alasan yang akan saya utarakan berdasarkan data dan pengalaman, mengapa saya begitu "setia" menggunakan jasa KAI Commuter Line menuju kampus.

Ongkos yang Relatif Murah

Sewaktu saya kecil, sering kali saya mengira ongkos untuk naik kereta cukup mahal. Namun ternyata tidak juga. Tentunya, mahal atau murahnya ongkos tergantung pada jenis kereta, fasilitas, jarak dari stasiun keberangkatan menuju stasiun tujuan, serta beberapa faktor lain.

Jika dilihat antara layanan dan fasilitas yang diberikan oleh KAI Commuter dengan tarif yang ditentukan, menurut saya sangat worth it.

Perjalanan saya setiap kali menuju kampus, dari Stasiun Cibinong kemudian melakukan transit sebanyak dua kali hingga pada akhirnya sampai di Stasiun Pondokranji (stasiun terdekat dari kampus), dengan waktu sekitar 90 menit, hanya dikenakan tarif Rp6.000! Jadi, jika ditotal antara perjalanan pergi-pulang (PP) tentunya hanya memerlukan ongkos sebesar Rp12.000. Murah banget, dong?! Iya, emang semurah itu! He-he-he

Tersedianya Aplikasi yang Terus Dikembangkan

Tampilan aplikasi C-Access. (Dokumen Pribadi)
Tampilan aplikasi C-Access. (Dokumen Pribadi)

Bagi pengguna setia KAI Commuter, aplikasi KRL Access atau C-Access (aplikasi terbaru) agaknya merupakan aplikasi wajib yang harus dimiliki. Aplikasi tersebut sangat membantu #RekanCommuters dalam melakukan perjalanan. Seperti saya. Meskipun saya telah sering melakukan perjalanan dengan Commuter Line, tetap saja saya memerlukan bantuan dari aplikasi tersebut, sebut saja untuk melihat jadwal, rute kereta, atau juga tarif perjalanan.

Keamanan dan Kenyamanan

Rasa aman dan nyaman dari para pengguna merupakan prioritas KAI Commuter.

"Menghadirkan layanan berkualitas untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan rekan commuters" (commuterline.id)

Rekan Commuters!

Dulu, mungkin kita sering kali waswas jika pergi ke suatu tempat menggunakan transportasi umum seperti angkot atau sejenisnya, karena maraknya kasus kejahatan (pencopetan dan sebagainya). Bahkan, boleh jadi pula sampai saat ini, orang yang selalu menggunakan kendaraan pribadinya ke mana-mana, sebenarnya pun "dihantui" rasa khawatir adanya pembegalan di jalan.

Oleh karena itulah, bagi saya, KAI Commuter dapat hadir sebagai solusi.

Memang, tindak kejahatan bisa terjadi di mana pun, apa pun moda transportasinya. Namun, KAI Commuter selalu berusaha menghadirkan keamanan dan kenyamanan semaksimal mungkin bagi para pengguna. Sebut saja, dengan tersedianya gerbong kereta khusus bagi kaum wanita, pemasangan kamera pengawas atau CCTV, imbauan menjaga barang bawaan oleh para petugas, serta adanya satpam dalam gerbong kereta maupun tiap stasiun.

Turut Berandil dalam Mengurangi Emisi Karbon

Tanpa ada niat untuk menjadi "sok pahlawan" atau "sok mulia", ini adalah hal yang juga mendasari diri saya pribadi untuk menjadi pengguna setia transportasi umum, khususnya KAI Commuter Line. Sebagaimana kita ketahui, pengurangan emisi karbon merupakan salah satu program pemerintah. Oleh karenanya, tentu, sebagai warga negara yang baik, kita harus mendukungnya sepenuh hati. Dan, menggunakan jasa transportasi umumlah salah satu cara dalam mendukungnya.

Dikutip dari sebuah artikel berita pada situs KAI (kai.id), disebutkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris melalui Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang km pada kereta api adalah 41 gram, mesin sepeda 103 gram, dan mobil sebesar 192 gram. Jika dihitung, jam melakukan perjalanan dengan kereta api yang mengangkut 1.120 penumpang, emisi CO2 yang dihasilkan hanya sebanyak 45.920 gram per km. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan oleh sepeda motor sebesar 115.360 gram dan mobil sebesar 215.040 gram dalam perjalanan yang sama.

Sehingga, data ini menunjukkan bahwa kereta api memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan sepeda motor dan mobil. Dengan memilih transportasi kereta, kita turut berpartisipasi dalam mengurangi emisi karbon dan memberikan kontribusi terhadap kesehatan lingkungan.

Di samping itu, KAI juga memiliki layanan kereta yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan sumber energi listrik, termasuk salah satunya ialah KRL Commuter Line Jabodetabek. Dikatakan lebih ramah lingkungan karena misalnya saja untuk perjalanan kereta komando, satu rangkaian KRL terdiri dari 8 hingga 12 kereta dengan kapasitas maksimal 3.000 penumpang. Dengan demikian, satu rangkaian KRL tersebut mampu menggantikan penggunaan sebanyak 428 mobil pribadi dan 1.500 sepeda motor. Hebat, kan, #RekanCommuters?!

Demikian kira-kira alasan mengapa saya menjadi pengguna setia KRL Commuter Line. Bahkan terus terang, bukan hanya saat mau "ngampus" aja, saya pun tetap menggunakan jasa Commuter Line untuk menghadiri kegiatan-kegiatan lain, seperti mengunjungi rumah dosen, silaturahmi kepada saudara, hingga menghadiri pengajian.

Pokoknya, KRL Commuter Line selalu jadi andalan! #factos 

Di akhir tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak KAI secara umum, dan khususnya kepada KRL Commuter Line Jabodetabek. Mulai dari jajaran petinggi sampai orang-orang yang bertugas secara langsung di lapangan. Terima kasih atas pelayanan yang diberikan, informasi, keramahtamahan, serta keamanan dan kenyamanan yang ada, baik berupa fasilitas maupun perlakuan. Terus Melaju untuk Indonesia Maju!

#KAICommuter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun