Mohon tunggu...
Steven AristaWijaya
Steven AristaWijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di jurusan Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jangan Dibuang! Air Cucian Beras Dimanfaatkan Mahasiswa KKN UNDIP sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair Alternatif

9 Februari 2023   13:50 Diperbarui: 9 Februari 2023   17:11 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Kepuhsari, Wonogiri (24/01/2023) -- Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan, atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa dan dapat diperkaya dengan bahan mineral atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara tanah. Salah satu bahan organik yang dapat digunakan adalah air cucian beras. Air cucian beras merupakan limbah yang didapat dari proses pencucian beras yang akan dimasak. Adapun kandungan air cucian beras antara lain karbohidrat, nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfir, besi, dan vitamin B1 yang sangat bermanfaat untuk tanaman. Selain itu, air cucian beras juga mengandung zat pengatur tumbuh yang pada tanaman sangat berperan dalam merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang.

Desa Kepuhsari merupakan desa yang mayoritas warganya berupa petani sehingga pupuk merupakan hal utama yang diperlukan guna meningkatkan produktivitas pertanian. Berdasarkan hasil survei, didapatkan bahwa air cucian beras masih dibuang percuma dan belum dimanfaatkan oleh warga Desa Kepuhsari, padahal kandungan senyawa organik dan mineral yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Maka dari itu, dilaksanakan program pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras oleh Steven Arista Wijaya, Mahasiswa Teknik Kimia yang tergabung dalam KKN TIM 1 UNDIP 2022-2023.

Program Monodisiplin yang berjudul "Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Berbasis Fermentasi Air Cucian Beras" melibatkan para petani di Desa kepuhsari sebanyak 30 orang. Program ini dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB bertempat di Kantor Balai Desa Kepuhsari dan didemonstrasikan secara langsung oleh Steven Arista Wijaya sebagai pemilik program monodisiplin.

Pada program pelatihan ini, dijelaskan mengenai air cucian beras yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair, penjelasan mengenai bahan, serta tahapan pembuatan pupuk organik cair. Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk adalah air cucian beras, EM 4 Pertanian, dan gula pasir. Langkah-langkah pembuatan pupuk organik cair dimulai dengan memasukan air cucian beras sebanyak 2L kedalam tempat penampungan yang kedap cahaya, kemudian tambahkan 20ml EM4 dan 2 sdm gula pasir, lalu aduk hingga merata dan tutup rapat tempat penampungan agar tidak terkontaminasi lalu diamkan selama 2 minggu. Sebagai catatan, buka tutup wadah penampungan selama kurang lebih 1 menit setiap harinya untuk membuang gas yang ada agar wadah tidak meledak.

Selama kegiatan berlangsung, dapat dilihat bahwa para peserta yang merupakan petani Desa Kepuhsari mengikuti kegiatan dengan antusias dan memiliki keingintahuan yang tinggi. Diharapkan dengan adanya program ini para petani Desa Kepuhsari dapat mengimplementasikan pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras dan dapat dijadikan sebagai pupuk alternatif untuk tanaman mengingat kandungannya yang sangat bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun