Jakarta -- Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menyelenggarakan Seminar dan Konferensi Internasional bertajuk "Contemporary Social Movement in Indonesia: Media and Social Development Perspectives" pada 30 Oktober hingga 1 November 2024 di Hotel Kristal, Jakarta Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai peran media dalam membentuk dan mendukung gerakan sosial kontemporer di Indonesia, yang mencakup aspek keadilan sosial, hak asasi manusia, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan.
Dekan FDIKOM, Dr. Gun Gun Heryanto, menyampaikan bahwa tema konferensi ini sangat relevan dan penting, terutama mengingat meningkatnya berbagai gerakan sosial di Indonesia yang kini semakin didukung oleh kekuatan media. "Tema konferensi ini tidak hanya tepat waktu tetapi juga sangat kritis. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan lonjakan gerakan sosial di Indonesia yang tidak hanya menantang status quo tetapi juga membuka dialog baru tentang keadilan sosial, hak asasi manusia, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan," ujar Dr. Gun Gun.
Peran Gerakan Sosial dalam Mendorong Perubahan SosialÂ
Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Fita Fathurokhmah, M.Si, menambahkan bahwa konferensi ini memberikan kesempatan untuk memahami bagaimana gerakan sosial mampu memperkuat suara publik dan mendorong perubahan sosial yang berkelanjutan. Menurut Dr. Fita, "Pertemuan ini memberi kami kesempatan untuk merefleksikan peran kuat gerakan sosial dalam membentuk masyarakat, memperkuat suara publik, dan mendorong perubahan sosial."
Sesi Seminar dan Workshop Mendalam dari Para PakarÂ
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber internasional dari berbagai latar belakang akademis. Pada sesi pertama, Prof. Dr. Elsa Clave dari University of Hamburg, Jerman, mengupas tema utama dari perspektif media dan pembangunan sosial. Ia menyoroti tantangan yang dihadapi para akademisi dalam memenuhi tuntutan publikasi akademik di tengah perkembangan teknologi informasi yang cepat. Mengacu pada landasan ilmu sosiologi, Ia juga memaparkan bahwa gerakan sosial sering kali muncul dari proses kolektif yang melibatkan tujuan-tujuan bersama dalam upaya mengatasi ketidakadilan atau ketimpangan sosial.
Di sesi kedua, Prof. Ian Buchanan dari University of Wollongong, Australia, memberikan wawasan dari perspektif humaniora dan budaya, menawarkan pendekatan kritis dalam memaknai gerakan sosial. Ia menyoroti bahwa gerakan sosial bukan sekadar upaya untuk menyatukan pandangan publik. Sebaliknya, gerakan sosial lebih bersifat ideologis dan sering kali berakar pada sentimen kolektif terhadap fenomena atau kebijakan tertentu yang dianggap problematik. Ia juga menyoroti peran media sosial sebagai salah satu instrumen penting dalam mengumpulkan data publik dalam skala besar.
Sesi ketiga menawarkan Cultural Night, sementara sesi keempat menyajikan Panel Makalah Call for Papers, di mana peserta berkesempatan mengikuti coaching clinic bersama para editor dan pakar jurnal internasional. Prof. Dr. Rajab Ritonga, Ketua Prodi Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, dan Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si. dari Universitas Padjajaran, memberikan arahan praktis tentang penulisan produktif di jurnal internasional bereputasi. Sesi ini ditutup dengan ulasan oleh Dr. Johanna Debora Imelda, M.A., Kaprodi Doktor Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia.
Rekomendasi dan Harapan untuk Masa DepanÂ
Dari seminar dan konferensi ini, terdapat beberapa rekomendasi penting, antara lain: Pertama, kerja sama antarlembaga dalam riset dan kebijakan sosial: Rekomendasi ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara akademisi, praktisi media, organisasi masyarakat sipil, serta pemerintah. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas riset, menyebarkan hasil penelitian ke masyarakat, dan menghasilkan kebijakan yang lebih sesuai dengan realitas di lapangan. Dengan begitu, riset tentang gerakan sosial dapat langsung dimanfaatkan dalam penyusunan kebijakan yang tepat sasaran.
Kedua, peningkatan kapasitas akademisi dalam publikasi internasional: Untuk meningkatkan pengakuan internasional, disarankan agar kampus dan lembaga riset memberikan lebih banyak dukungan kepada akademisi dalam menghasilkan publikasi yang memenuhi standar internasional. Langkah ini dapat mencakup penyelenggaraan pelatihan, pendampingan, dan bantuan untuk penerbitan artikel di jurnal bereputasi. Rekomendasi ini juga mencakup upaya memperkuat pengawasan kualitas riset agar hasilnya dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat. (Study/Ellya/Isna)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H