Mohon tunggu...
PPI TIONGKOK
PPI TIONGKOK Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Catatan Pasca Pemilihan Umum 2019

8 Mei 2019   16:08 Diperbarui: 8 Mei 2019   16:29 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari total jumlah keseluruhan tersebut, 32.209 orang adalah TKA China. Jadi isu-isu yang mengatakan jumlah TKA China di Indonesia sebesar 3 juta orang hingga 10 juta orang tidaklah benar. Adapun beberapa kasus TKA ilegal di Indonesia menurut Komisiomer Ombudsman Laode Ida berjumlah sekitar 500 kasus dan diantaranya TKA China illegal.  Masuknya TKA illegal di Indonesia menurutnya adalah dikarenakan kebijakan bebas visa Indonesia. Kebijakan bebas visa nampaknya masih perlu dikaji ulang karena sering kali disalahgunakan dan menjadi jalan masuknya TKA illegal di Indonesia.

Menjernihkan Masalah
Pasca berakhirnya pemilu 2019, dirasa perlu adanya upaya-upaya untuk menetralisir isu-isu yang berkembang liar di masyarakat. Sebagaimana isu PKI dan komunis yang meningkatkan sentimen rasialis terhadap China, isu TKA China juga perlu diklarifikasi kebenarannya. Bisa dipahami bahwa sentimen anti-China merupakan kontruksi sosial penguasa rezim orde baru dan kalangan elit politik tertentu guna mencapai suatu kepentingan. Akan tetapi karena terus-menerus dipolitisir dan tidak memberikan ruang untuk klarifikasi sehingga mengakar di kalangan masyarakat Indonesia sebagai sebuah kebencian rasialis yang menyesatkan.

Budaya literasi masyarakat Indonesia yang lemah ditengarai sebagai penyebab mudahnya masyarakat Indonesia mempercayai propaganda politik. Selain itu minimnya literasi yang berkualitas tentang China juga menjadi akar masalah mengapa hingga kini sentimen anti-China terus berkembang dan tetap berlanjut di kalangan masyarakat Indonesia walau belum terbukti kebenarannya.

Penulis
Hilyatu Millati Rusdiyah

*Mahasiswi Doktoral jurusan Business Administration di School of Economic and Business Administration Chongqing University China & Kepala Pusat Kajian Strategis Belt and Road Initiative PPI Tiongkok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun