Mohon tunggu...
PPI TIONGKOK
PPI TIONGKOK Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Mau Kemana Kita Setelah Lulus?" Webinar Kedokteran PPI Tiongkok

7 Mei 2019   00:49 Diperbarui: 7 Mei 2019   01:35 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beijing (3/05/2019) Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok berkolaborasi dengan PPI Tiongkok cabang Changsha mengadakan Webinar Kedokteran dengan tema " Dokter Lulusan Luar Negeri; Mau Kemana Setelah Lulus?". Narasumber pertama yaitu  Dr.Maftuchah Rochmanti,dr.,M.kes, yang merupakan Koordinator Program Studi (KPS) Pendidikan Profesi Dokter FK UNAIR. Beliau juga menjabat di Komisi Evaluasi dan Kurikulum Kolegium Dokter Indonesia.

Saat ini proses adaptasi mahasiswa kedokteran luar negeri merupakan salah satu topik yang sering diperbincangkan.

Dr. Maftuchah menjelaskan berkaitan dengan kelulusan para dokter luar negeri tentu saja memiliki proses yang berbeda dengan dokter di dalam negeri. Perbedaan tersebut jelas dengan diharuskannya dokter lulusan luar negeri mengikuti penyetaraan ijazah dan proses adaptasi. Tujuan adaptasi tersebut diatur KKI no.41 tahun 2006 tentang penyetaraan kompetensi,perilaku, etika, dan regulasi pelayanan kesehatan di Indonesia. Adapun proses tersebut dibagi menjadi tiga garis besar yaitu regulasi, evaluasi, dan adaptasi.

Proses adaptasi tersebut memiliki alur yang cukup panjang dan durasi yang berbeda-beda. Alur dari proses ini dimulai dari lapor dan penyerahan ijazah ke Kemenristek Dikti, lalu Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), dan Kolegium Dokter Indonesia (KDI). Setelah itu dokter lulusan luar negeri dapat memulai adaptasinya di universitas masing-masing. Durasi adaptasi tergantung kebijakan masing-masing universitas. 

Begitu pula dengan biaya adaptasi tersebut. Sejauh ini, di Indonesia hanya 8 universitas yang menyelenggarakan program adaptasi dokter lulusan luar negeri.  Dr. Maftuchah juga mengatakan, "Belum terhenti disitu, proses untuk menjadi seorang dokter di negeri tercinta ini masih akan berlanjut sampai dokter adaptasi memiliki surat tanda registrasi (STR).

Poin penting yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan dokter adaptasi ialah kurikulum kampus asal dokter adaptasi dan standar minimal kurikulum di Indonesia. Selain itu hasil placement test juga merupakan poin penting, terakhir adalah transcript nilai dari kampus asal."

Diakhir perbincangan, pemateri pertama menyampaikan beberapa pesan untuk mahasiswa kedokteran luar negeri yang saat ini masih berjuang. "Semua perjalanan pasti ada prosesnya, tetap dijalani, dan kita harus menyesuaikan peraturan dan regulasi yang ada di Indonesia." ujarnya.

Materi kedua disampaikan oleh dr.Bagus Ari Haryo Anugrah, MBBS yang merupakan alumni dari Capital Medical University di Beijing. Pemateri memiliki latar belakang organisasi yang sangat banyak, beliau adalah Ketua Umum PPI Tiongkok pada periode 2016-2017. Saat ini beliau adalah dokter adaptasi di Universitas Airlangga, Surabaya.

Pria yang akrab disapa Aryo ini menjelaskan lebih rinci dari skema yang telah dipaparkan oleh Dr. Maftuchah sebelumnya. Penjelasan tersebut meliputi proses dari adaptasi, durasi, berkas yang harus dikirim, serta tips-tips yang sekiranya dibutuhkan oleh dokter lulusan luar negeri yang terkait dengan proses adaptasi tersebut.  

Sehingga apabila mahasiswa kedokteran luar negeri yang ingin melanjutkan karirnya di Indonesia harus mempersiapkan goal structure sedini mungkin. Memantapkan persiapan sebelum dan sesudah di Indonesia ialah poin penting yang beliau sampaikan.

"Jangan sering-sering main, mulai belajar yang rajin dari sekarang" kata pemateri kedua ini sambil tersenyum sebelum mengakhiri diskusinya. Tak lupa ia sampaikan untuk tetap berdoa dan berusaha.

Materi ketiga disampaikan oleh dr.Grace Fiona Alethea, MBBS yang merupakan alumni dari Chongqing Medical University. Wanita yang akrab dipanggil dengan sebutan Ci Grace ini ialah mantan ketua PPI Tiongkok periode 2015-2016. Saat ini beliau bekerja di PT Chemco Prima Mandiri.

Kehadiran Ci Grace ini menghadirkan suasana baru pada saat webinar, beliau memberikan topik tentang pekerjaan yang dapat dilakukan oleh lulusan mahasiswa kedokteran luar negeri selain menjalani proses adaptasi. "Bukan berarti aku menghasut temen-temen untuk nggak adaptasi, tapi mungkin ini bisa menjadi refrensi aja" ujarnya. 

Beliau juga mengutarakan bahwa ia telah menjalani proses adaptasi, namun hal itu terhambat pada saat interview dikarenakan beliau memiliih untuk melanjutkan bekerja disalah satu perusahaan kosmetik di Indonesia. Pekerjaan yang dapat dijadikan refrensi adalah bekerja di perusahaan kosmetik, perusahaan obat, ataupun perusahaan tentang kesehatan lainnya.

Pada akhir diskusinya tak lupa beliau memberikan pesan, "jangan minder sama temen-temen kalian yang udah jadi dokter, kalau ditengah jalan kalian menemukan passion lain kenapa nggak?" ujarnya.

Webinar ini dilaksanakan dengan tujuan memberi pandangan sedini mungkin untuk mahasiswa kedokteran luar negeri untuk mempersiapkan akan kemana mereka setelah lulus nanti. Apakah melanjutkan karirnya sebagai dokter ataupun memilih pekerjaan lainnya. 

Webinar ini dilaksanakan selama 2,5 jam melalui aplikasi zoom dengan antusiasme yang sangat tinggi, yaitu 100 partisipan dari berbagai universitas di Tiongkok. Kegiatan webinar ini merupakan salah satu kegiatan rutin PPI Tiongkok  yang diselenggarakan sebagai media untuk berbagi pengetahuan dan wawasan, serta memberikan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkuliahan di Tiongkok.

Nur Rahmi Septianty (Mahasiswa MBBS Changsha Medical University)
Sekretaris PPIT Cabang Changsha periode 2018-2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun