Mohon tunggu...
Adhika Dwi Pramudita
Adhika Dwi Pramudita Mohon Tunggu... -

Adhika adalah Editor-In-Chief Majalah Studentpreneur, majalah yang membahas tentang entrepreneurship di kalangan remaja. Kami mempunyai visi untuk membuat Indonesia mempunyai 1 juta orang Studentpreneur di tahun 2014

Selanjutnya

Tutup

Money

Merevolusi Cara Perusahaan Bekerja dan Berinovasi

22 Oktober 2013   18:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan kalau Anda bekerja di sebuah perusahaan dan Anda bebas memilih tugas Anda sendiri. Tidak perlu lagi mengerjakan tugas dari bos yang sebenarnya Anda benci. Tidak perlu lagi sering menanti waktu pulang. Bahkan, karena melakukan hal yang Anda sukai, bisa-bisa Anda terus berada di kantor! Namun, mungkinkah itu terjadi? Kalau Anda bekerja di GitHub, jawabannya iya. GitHub, sebuah perusahaan penyedia jasa kolaborasi open source terbesar di dunia telah membuktikan konsep baru di dunia manajemen ini. Karena karyawan hanya melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan, secara otomatis produktivitas mereka akan meningkat dan bisa memberi yang terbaik untuk perusahaan. Inilah rahasia dari GitHub bisa tumbuh menjadi perusahaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dan sangat dibutuhkan oleh programmer dari seluruh dunia.

Konsep Open Allocation

GitHub adalah platform kolaborasi untuk pengembang software, digunakan oleh lebih dari 3 juta orang tiap bulannya. Baru-baru saja, GitHub telah mendapatkan investasi senilai 100 Juta Dollar, kebanyakan dari Andreessen-Horowitz, venture capital kenamaan dari Amerika. Andreessen-Horowitz sangat senang dengan perkembangan cepat dan inovasi yang dilakukan oleh GitHub. Ternyata, budaya yang dikembangkan di GitHub sangat mirip dengan produk yang dikembangkannya. Mereka menyediakan platform open source untuk penggunanya, dan mengerjakannya dengan open allocation, sebuah konsep manajemen baru yang sangat berbeda dengan gaya manajemen yang biasa kita pakai.

Apabila sebuah proyek atau tugas biasanya diberikan oleh para manajer untuk karyawannya, dan sang karyawan harus mau tidak mau mengerjakannya, maka konsep open allocation yang diusung GitHub ini mengambil pendekatan berbeda. Manajer akan menempatkan sebuah proyek atau tugas di software kolaborasi GitHub, kemudian karyawan GitHub bisa bebas memilih ingin mengerjakan proyek yang mana. Strategi ini mampu menaikkan produktivitas karyawan, dan bahkan menjadi daya tarik karyawan berkualitas dari perusahaan lain. Contohnya salah seorang ahli UX Chrissie Brodigan yang baru saja diangkat dari Mozilla, dia sangat senang karena saat ini mengerjakan software evaluasi UX yang dia sebut deprivation testing, yang menurut dia sangat keren. Chrissie tidak sendirian, menurut karyawan GitHub, hal yang paling menarik dari konsep open allocation adalah mereka bisa mengerjakan proyek yang mereka anggap keren, memberi dedikasi lebih pada perusahaan.

Kenapa Open Allocation Penting?

Meskipun terdengar tidak masuk akal, konsep open allocation juga dilakukan di perusahaan besar seperti Google. Semua karyawan Google disarankan menggunakan 20% waktunya untuk mengerjakan proyek yang mereka anggap keren. Hasilnya? Google Chrome, salah satu browser paling populer di dunia, awalnya dikembangkan oleh karyawan yang frustasi karena browsernya lambat, hingga menggunakan 20% waktunya untuk melakukan pengembangan awal Google Chrome. Selain Chrome, masih ada Gmail, AdSense, dan berbagai produk paling penting Google dihasilkan dari open allocation yang mereka lakukan. Tim Studentpreneur telah menyusun beberapa manfaat utama dari open allocation.


  • Membuat budaya inovasi lebih cepat dan kuat


GitHub dan Google telah membuktikannya. Dengan hanya bekerja pada proyek-proyek yang mereka anggap keren dan penting, karyawan memberikan seluruh kemampuannya pada perusahaan. Selain itu, karena tidak dibatasi oleh aturan-aturan yang terlalu mengikat, karyawan jadi bisa lebih kreatif dan menelurkan ide-ide yang berguna untuk perusahaan. Seringkali, produk-produk paling inovatif di GitHub (serta Google) tercipta karena budaya open allocation ini.


  • Karyawan menjadi bahagia


Tidak perlu lagi mengerjakan tugas membosankan dari bos yang menyebalkan. Selain bersenang-senang di rumah dan waktu luang, karyawan juga bisa bersenang-senang, ups, bekerja di kantor sesuai dengan apa yang ingin mereka kerjakan. Karyawan menjadi bahagia karena mereka hanya mengerjakan hal-hal yang membuat mereka bahagia. Keuntungan bagi perusahaan? Karyawan yang bahagia akan memberikan produktivitas dan hasil lebih bagi perusahaan.


  • Mendapatkan talenta yang lebih kuat


Seperti contoh Chrissie di atas, budaya open culture sangat disukai oleh anak muda. Survey membuktikan bahwa anak muda tidak suka perusahaan dengan hirarki yang tinggi. Mereka ingin perusahaan yang bergerak cepat, dengan keterbukaan dan kesempatan yang sama untuk sukses. Open allocation membuat karyawan mempunyai kesempatan sukses yang sama karena mereka bisa mengeluarkan kemampuan 100% mengerjakan hal-hal yang mereka inginkan.


  • Pengembangan karyawan jadi lebih mudah


Dengan pemotongan hirarki, pelatihan karyawan menjadi hal yang lebih mudah bagi perusahaan. Kini, perusahaan bisa melatih karyawan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Dengan karyawan mempunyai kemampuan yang mereka butuhkan, dan mengerjakan apa yang mereka inginkan, maka hasil jadinya akan lebih berguna bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun