Kenalan dulu sama ownernya ...
Yudi Efrinaldi, owner dari produk minuman yang udah punya cabang dimana-mana ini sebenernya punya latar belakang yang bisa dibilang gak baik-baik aja.
Gimana engga? Dulu, sebelum beliau menjadi owner Es Gak Beres, Yudi sempat menjadi pegawai honorer. Ya yang kita sama-sama tahu, bahwasannya pengahasilan daripada pegawai honorer gak cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
Nah dari situ, dengan kondisi ekonomi yang seperti itu, mendorong Yudi untuk mau nggak mau membuka sebuah usaha untuk kelangsungan hidup dan pemunuhan kebutuhan sehari-hari.
Ia mendirikan produk bubur ayam dan pisang goreng krispi online for the first time. Tapi sayang banget, walaupun udah cukup inovatif banget, tapi usahanya itu gak berjalan berhasil.
Creativity is key!
Yups! Bener banget lagi ... yang namanya kreativitas itu gak bisa dibeli, guys. Dari kegagalan yang telah dialami, Yudi malah semakin bangkit untuk terus mencoba hal-hal baru dan menggali tingkat creativitynya.
Alhasil, Ia kembali meluncurkan sebuah produk es dengan berbagai macam inspirasi jualan unik dan menarik, yang didapetin cuma dari nonton YouTube!
Berkat kegigihannya belajar dan terus belajar sampe akhirnya menemukan sebuah titik terang dan memutuskan untuk meluncurkan sebuah usaha produk es bernama Es Gak Beres (memang jiwa kewirausahaannya ada banget ya..)
Perjalanan Yudi tentunya gak stuck sampe situ aja, namanya juga wirausaha, pasti punya jiwa-jiwa gak puas dan gak pernah kapok untuk mencoba dan berusaha.
Sekarang, Es Gak Beres yang berhasil dibangunnya, kini memiliki hampir 500 outlet atau mitra cabang nasional! Daerah cabangnya termasuk termasuk di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Cara Yudi Mempertahankan & Membangun Merek
Dalam sebuah bisnis, tantangan terberatnya itu adalah mempertahankan merek dari produk yang sudah diluncurkan. Jika kita tidak dapat membangun merek atau paling tidak mempertahankannya, produk kita akan jatuh dan tergantikan oleh merek pesaing yang mempunyai strategi bisnis lebih baik.
Namun disini, Yudi memanfaatkan perkembangan cabang produknya dengan membangun sebuah Cafe dan Restoran pada Desember 2020, yang dimana hal tersebut merupakan sebuah investasi besar jangka panjang yang cerdik.
Di Cafenya, Yudi terus mengasah keterampilan berpikir kreatifnya. Ia terus berinovasi guna mempertahanan dan membangun kualitas mereknya dimata konsumen.
Sekarang, Yudi sudah menjadi wirausaha yang memiliki omzet 100 hingga 150 juta per bulan, dari yang awalnya hanya 1,5 juta rupiah per bulan. Tentunya hal tersebut tidak bisa Yudi raih jika tidak memiliki karakteristik wirausaha yang sukses, seperti berkomitmen terhadap keberhasilan, disiplin, percaya diri, berani ambil risiko, berorientasi pada masa depan, pantang menyerah, dan tentunya memiliki daya kreativitas tanpa batas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H