Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saran Saya untuk Pengelolaan Masjid yang Lebih Baik

14 Desember 2021   06:18 Diperbarui: 14 Desember 2021   06:20 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan samakan anak-anak --yang akalnya belum sempurna-- dengan orang dewasa. Dunia mereka memang dunia bermain. Takmir seharusnya memfasilitasi mereka dan mengajari mereka agar mereka senang berada di masjid, bukan justru melarang atau memarahinya.

Jika mereka diajari secara intensif tentang adab-adab di masjid, niscaya mereka akan berubah di kemudian hari. Beda cerita jika takmir hanya fokus ibadah pada dirinya sendiri sehingga tidak pernah memberikan edukasi kepada anak-anak dengan lemah lembut, maka tidak akan pernah ada perubahan pada anak-anak.

Takmir masjid perlu menambah wawasan dengan belajar shiroh yaitu tentang kisah Rasulullah dan para sahabat dalam membuat anak-anak senang pergi ke masjid. Selain itu, takmir juga penting kiranya belajar parenting dan menajemen masjid agar masjid menjadi makmur, ramai dengan jamaah, serta disenangi anak-anak.  

3. Hindari Menimbun Harta

Penulis mendapati banyak masjid yang memiliki uang kas dengan jumlah yang fantastis. Uang kas itu umumnya akan selalu bertambah tiap pekannya dari infaq para jamaah. Sebenarnya hal itu bagus karena itu menunjukkan para jamaah berhati dermawan kepada masjid.

Namun, takmir harus mampu mengelola dana itu untuk kepentingan kemakmuran masjid, jangan hanya ditabung saja. Dalam Islam, menabung harta (misalnya: uang) tanpa ada maksud dan tujuannya, maka itu disebut kanzul maal (menimbun harta) yang hukumnya haram.

Maka dari itu, takmir masjid bisa mencontoh pengelolaan Masjid Jogokariyan (Yogyakarta). Takmir di masjid tersebut mengelola dana dengan baik, bahkan tidak ragu-ragu mengeluarkan dana hingga saldo menjadi Rp 0, untuk berbagai hal agar masjid menjadi makmur dan dapat membantu banyak jamaah. MasyaAllah. Luar biasa.

4. Jangan Kosongan dari Ilmu

Penulis dapati masjid-masjid berdiri dengan megah, namun jamaah sholatnya hanya 1 atau 2 shaf saja. Masjid-masjid tersebut hanya aktif ketika sholat saja. Jika di luar waktu sholat, pintu masjid dikunci.

Semakin besar masjid itu, seharusnya semakin besar pula pengaruh positifnya kepada masyarakat. Takmir masjid perlu menambah wawasan tentang fungsi masjid. Kita dapat belajar bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat mengelola masjid. Masjid bukan hanya tempat untuk sholat. Di zaman nabi, masjid juga menjadi istana negara, tempat menyusun rencana perang, tempat menimba ilmu, dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Jadi, masjid itu jangan dibuat kosongan tanpa ada kegiatan lain, terlebih lagi jika punya banyak dana. Adakan kegiatan-kegiatan bermanfaat agar umat tergerak hatinya ke masjid, seperti acara tablig akbar, majelis taklim, halqoh-halqoh dan kajian keilmuan lainnya, sahur dan buka puasa gratis, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun